Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa kelemahan cendikiawan Indonesia saat ini terlalu reason dan akal oriented.
Hal ini diungkapkan dalam acara silaturahmi Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (5/11/2024).
“Bahwa kelemahan cendikiawan kita sekarang ini terlalu reason-oriented ya. Terlalu akal-oriented. Tapi tidak pernah menggali spiritual-orientednya,” kata Nasaruddin.
Lebih lanjut Nasaruddin menuturkan bahwa sebenarnya spiritual ini juga lebih dahsyat daripada intellectual question.
Sementara itu Nasaruddin meminta agar kita melakukan evaluasi cara berpikir. Jangan terlalu terbawa Barat Oriented yang seolah-olah harus memiliki kejelasan.
“Akal itu ada batasnya. Tapi batin itu unlimited tanpa batas,” jelas Nasaruddin.
Kemudian Nasaruddin juga mengimbau kepada para cendikiawan buddhis agar dapat menyelamatkan warisan antropologis manusia terdahulu.
“Warisan antropologis manusia terdahulu kita Mempertahankan hidupnya itu dengan cara persahabatan dengan alam. Masyarakat modern sekarang ini mempertahankan hidupnya dengan cara menaklukkan alam. Ya kan? Gunung didaki tancapkan bedera kemenangan. Ombak yang besar itu diselancarin. Sungai yang deras itu arung jeram. Itu model penaklukan alam semesta,” beber Nasaruddin.
Selain itu Nasaruddin juga mengimbau para cendikiawan agama termasuk buddha untuk mengembalikan spiriual knowledge.
“Mari kita kembalikan. Ya. Spiritual knowledge ini devine knowledge ini. Jadi jangan kita hanya melurus sekuler. Semuanya harus dengan laboratorium,” ungkap Nasaruddin.
“Semuanya harus dengan site IT. Padahal ada the super power one yang perlu kita kaji, perlu kita lestarikan, yaitu kekuatan batin. Energi batin itu jauh lebih dahsyat daripada energi otak,” sambungnya.
Sekadar informasi, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon dan hadiri acara silaturahmi Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (5/11/2024).
Adapun acara ini diselenggarakan dengan tema Strategi Pengelolaan Candi Buddha Mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Wakil Ketua Dewan Pembina KCBI, Karuna Murdaya mengatakan bahwa pertemuan ini juga merupakan momen penting untuk memperkuat komitmen untuk melestarikan warisan budaya, terutama Candi Buddha di Indonesia.
“Pertemuan hari ini bukan hanya untuk menjalin silaturahmi tetapi juga sebuah momentum penting untuk memperkuat komitmen kita bersama dalam melestarikan dan mengelola warisan budaya bangsa terutama Candi Buddha di Indonesia demi menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Karuna, dalam sambutannya.
Lebih lanjut Karuna mengungkapkan bahwa KCBI sebagai bagian dari Walubi yang berperan aktif dalam menjalin kolaborasi dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun organisasi lintas agama.
“KCBI berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dalam kemajuan kebudayaan dan keagaman, khususnya candi Buddha di Indonesia, mulai dari dukungan regulasi peraturan infrastruktur, kemudahan perizinan maupun hal-hal lain yang terkait,” jelas Karuna.
Kemudian Karuna menuturkan acara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk penyusunan kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam pengelolaan candi Buddha di Indonesia.
“Semoga kolaborasi ini dapat menghasilkan kebijakan untuk pelestarian dan keberlangsungan candi-candi sebagai warisan budaya dan spiritual bangsa, serta menjadikan Candi Borobudur pusat ibadah umat Buddha Indonesia dan dunia,” terang Karuna. (ars/muu)
Load more