Sepuluh tahun kemudian, lewat Instruksi Presiden Republik Indonesia No.4 tahun 1997 tentang Penelitian Kekayaan yang Bisa Dimanfaatkan Negara, Jenderal Bintang Lima itu serius lagi mencari harta peninggalan Soekarno.
Pencarian harta memang bisa dimaklumi. Sebab saat itu Indonesia sedang berada dalam tahapan awal krisis ekonomi. Jika harta tersebut ditemukan, maka Indonesia bakal dapat 'durian runtuh'.
Dalam pelaksanaan, Soeharto meminta Menko Kesejahteraan Rakyat, Azwar Anas, melakukan pencarian harta. Dalam otobiografi Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang (2011: 477), Azwar bercerita setelah perburuan harta dilakukan pun, dana revolusi triliunan rupiah itu tak bisa ditemukan.
Azwar menyerah. Dia pun datang menemui Soeharto di tahun 1998 untuk memberitahu bahwa dia gagal melakukan pencarian. Akan tetapi, Soeharto tak peduli. Dia mengambil pulpen dan menuliskan kalimat yang membuat Azwar Anas kaget. Kalimat tersebut adalah:
"Diselesaikan sampai rampung!." lengkap dengan tanda tangan Soeharto.
Azwar pun terdiam. Tapi, dia berpikir tak bisa lagi menyelesaikan tugas tersebut. Toh, harta tersebut memang tidak bisa dilacak. Pada akhirnya, perburuan harta peninggalan Soekarno oleh Soeharto pun berakhir seiring kejatuhan penguasa Orde Baru itu. Setelahnya, harta ratusan triliun era Soekarno tetap terselimuti kabut misteri
Sebelumnya,Putra Soekarno, Guntur Soekarnoputra membantah soal kabar jika sang Ayah, Soekarno memiliki banyak emas bahkan hingga berton-ton yang disimpan di Bank Swiss.
Load more