Menurut Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini, terdapat setidaknya sekitar empat ribu lebih sumur yang berpotensi tinggi untuk dieksplorasi di Indonesia, yang dapat menjadi fokus utama demi peningkatan efisiensi dan produktivitas hasil migas.
“Kalau kita lihat data di Indonesia ini punya blok sumur sekitar empat ribu lebih yang dapat dieksplorasi yang memiliki kualitas produksi yang tinggi, Bagus. Maka, sebetulnya itu menjadi fokus utama untuk kita bersama-sama memaksimalkan agar sumur-sumur tersebut yang berpotensi itu sesuai kapasitas yang menengah tinggi dapat kita lakukan secara tepat, efisien, dan tentu dengan pendekatan lingkungan dan teknologi yang baik,” sambungnya.
Ibas yang juga merupakan Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat juga menambahkan, Indonesia, Pertamina menguasai 60-80 prosen lapangan.
"Kita punya rekan di Indonesia misal Exxon dan lainnya itu bisa menjadi rekan banding kita untuk mempersiapkan agar Pertamina bisa sama hebatnya dalam produksi dengan biaya lebih kompetitif," terang dia.
"Berikutnya lagi, kita sarankan, blok-blok yang kapasitasnya relatif rendah (kecil medium). Mungkin Pertamina juga bisa berpikir untuk bekerjasama dengan pihak-pihak swasta. Jadi tidak semuanya produksi kilang-kilang atau sumur-sumur tua dan baru itu harus dilakukan oleh Pertamina sendiri. Sehingga Pertamina lebih fokus pada blok-blok atau sumber-sumber yang besar,” sambung Ibas.
Selain itu, Ibas menyampaikan harapan agar Direktur Utama Pertamina dan Kepala SKK Migas yang baru beserta jajarannya dapat berjalan selaras dengan visi misi dan program asa cita yang dicetuskan oleh Presiden Prabowo.
“Tentunya kita juga ingin kalau semuanya efisien, Ketahanan dan Energi Baru terbarukan itu juga bisa tercapai, supaya subsidi kita yang besar lebih tepat sasaran. Dimana kita ketahui ruang fiskal sangat kita butuhkan untuk program prioritas lainnya, apakah itu ketahanan pangan, ketahanan energi dan pembangunan infrastruktur. Untuk itu, diperlukan good governance dari Pertamina, SSK Migas, dan semuanya untuk mengurangi beban pembiayaan yang ada selama ini,” papar Ibas.
Load more