Di sisi lain, Ratih juga menyinggung terkait potensi anak yang bisa saja menjadi korban maupun pelaku kekerasan seksual atau fisik di lingkungannya, terutama lingkungan pendidikan.
Dia mengamini bahwa tidak ada ciri-ciri yang pasti untuk menandakan anak itu akan menjadi korban atau pelaku.
Oleh karenanya, dia mengaku kesulitan untuk memilih lembaga pendidikan yang mana untuk sang buah hatinya.
"Tidak ada ciri-ciri yang spesifik siapapun berpotensi menjadi pelaku kekerasan pada anak anak," ujarnya.
Atas dasar itu, Ratih meminta saran kepada Menteri Arifah agar bisa memantapkan hatinya memilih lembaga pendidikan untuk sang anak.
"Apakah ada saran khusus dari Bu menteri kiat apa yang bisa kami lakukan saat memasukkan anak kami ke lembaga pendidikan sekolah maupun pondok pesantren?" tanya Ratih.
Load more