"Kebijakan isolasionis ini dapat memberi dampak positif bagi Rusia dan negara-negara lain yang selama ini merasakan tekanan dari kebijakan luar negeri AS," tambahnya.
Menurutnya, jika Trump benar-benar berkomitmen mengakhiri konflik di Ukraina, ini bisa mengubah lanskap geopolitik Eropa Timur dan menciptakan stabilitas baru di kawasan tersebut.
Dalam pandangannya, kebijakan yang cenderung isolasionis dari AS berpotensi mengubah peran AS dalam aliansi NATO, terutama dalam hubungannya dengan negara-negara Eropa Timur yang terlibat dalam sengketa geopolitik dengan Rusia.
"Bisa jadi, AS akan mengurangi perannya dalam NATO sebagai langkah diplomasi untuk mencapai perdamaian dengan Rusia," ujar Connie.
Connie juga menyoroti bahwa perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah Trump dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran strategis. Sebagai negara non blok, Indonesia bisa mempererat hubungan baik dengan AS maupun Rusia, memanfaatkan posisinya yang netral untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan diplomasi.
“Jika AS dan Rusia lebih memilih jalur damai, Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat hubungan bilateral dengan kedua negara di berbagai bidang seperti perdagangan, pertahanan, dan teknologi militer,” ungkapnya.
Namun, jika ketegangan antara AS dan Rusia tetap berlanjut, Indonesia perlu bersiap menghadapi dampak pada kerja sama diplomatik dan ekonomi.
Load more