Jakarta, tvOnenews.com - Kunjungan perdana Presiden Prabowo Subianto ke China disebut-sebut telah membuahkan hasil nyata bagi Indonesia. Dalam kunjungan ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berhasil menandatangani kontrak bisnis investasi di Indonesia senilai sekitar Rp157 triliun.
Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi mengapresiasi langkah cepat Menteri Bahlil dalam menyiapkan kerja sama bisnis dengan China.
“Gerak cepat Pak Menteri Bahlil patut kita apresiasi. Ini adalah langkah penting yang menunjukkan keseriusan Indonesia dalam membuka peluang kerja sama ekonomi dengan Tiongkok,” ujar dia dalam keterangan yang diterima, Selasa (12/11/2024).
Abdul Rahman juga meyakini nilai kontrak investasi ini masih bisa ditingkatkan, terutama dengan mengoptimalkan sektor bahan baku yang dibutuhkan industri besar di China.
“Investasi pada sektor bahan baku memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan kekayaan sumber daya seperti kayu, rotan, besi, dan pasir kuarsa, Indonesia bisa menyediakan bahan baku strategis untuk kebutuhan industri Tiongkok,” tambahnya.
Menurut Mantan Tenaga Ahli Ketua BPK RI itu, surplus ekspor Tiongkok yang tinggi membuat negara tersebut terus mencari peluang investasi luar negeri yang stabil.
Indonesia, dengan sumber daya yang melimpah dan posisi strategisnya, memiliki peluang besar untuk merebut investasi tersebut.
Abdul Rahman mengatakan hal strategis lain yang bisa dikerjaan ialah mengajak pelaku UMKM untuk terlibat dalam mata rantai produksinya.
"Ini akan menjadi bentuk afirmasi dari kebijakan ekonomi Prabowo-Gibran untuk lebih inklusif sehingga mendorong pemerataan kesejahteraan," ujarnya.
“Kita harus melihat Tiongkok sebagai mitra strategis yang akan terus mencari negara potensial untuk menempatkan investasinya. Dan Indonesia bisa menjadi pilihan utama jika kita mempersiapkan diri dengan baik,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, kunjungan Presiden Prabowo ke China diharapkan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi Indonesia dan mempererat hubungan bilateral.
“Kontrak ini adalah bukti nyata bahwa Kabinet Merah Putih siap bekerja untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang prestisius 8 % dan sekaligus meningkatkan akses yang lebih luas bagi produk Indonesia di kancah internasional,” tutupnya.(lgn)
Load more