Jakarta, tvOnenews.com - Elektabilitas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif dan Dimas Prasetya Hani, terus menunjukkan tren positif dengan grafik yang semakin meroket.
Hal tersebut menjadikan Fahmi-Dimas sebagai kandidat kuat dalam Pilkada Purbalingga 2024.
Pasalnya, data dari lembaga survei pimpinan Eep Saefulloh Fatah ini menunjukkan bahwa, pasangan nomor urut 02 berhasil menyentuh crossing dengan kenaikan 12,7 persen, sementara lawannya justru mengalami penurunan hingga -15,3 persen.
Direktur Riset Polmark Indonesia Eko Bambang Subiyantoro, menyatakan bahwa hasil survei tersebut berdasarkan 1.200 responden.
Adapun metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error ± 2,9 persen pada selang kepercayaan 95 persen.
Eko juga menambahkan bahwa PolMark telah melakukan pengambilan sampel dari seluruh wilayah Purbalingga. Adapun semuanya tersebar di 18 kecamatan secara proporsional.
Hasilnya, tren survei Kabupaten Purbalingga terhadap elektabilitas kedua paslon mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan tersebut diketahui setelah dilakukannya dua kali survei, baik terhadap paslon nomor urut 01 maupun 02.
PolMark melakukan survei pertamanya pada 11–23 September 2024 dan survei keduanya pada 20–29 Oktober 2024. Berdasarkan kedua survei tersebut, elektabilitas pasangan nomor urut 02 menunjukkan tren yang lebih positif dibanding paslon nomor urut 01 yang justru sebaliknya (negatif).
Pasalnya, dari hasil survei yang dilakukan dalam 35 hari (24 September-29 Oktober), elektabilitas Fahmi Muhammad Hanif dan Dimas Prasetya Hani naik sebesar 12,7 persen atau bertambah 0,36 per hari. Hasilnya, yang sebelumnya angka elektabilitas paslon nomor urut dua ini hanya 36,2 persen, kini naik menjadi 48,9 persen.
Kenaikan elektabilitas Fahmi-Dimas di Pilkada Purbalingga menuju hari pemilihan tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor.
“Naiknya elektabilitas Mas Fahmi dan Mas Dimas dipengaruhi beberapa faktor, seperti pertemuan-pertemuan langsung dengan masyarakat, sosialisasi media luar ruangan, dan pendekatan dengan kalangan muda,” tutur Eko Bambang Subiantoro saat dihubungi, Sabtu (9/11/2024).
Meski salah satu faktornya adalah kedekatan dengan anak muda, namun kenaikan elektabilitas Fahmi-Dimas terjadi hampir di seluruh segmen.
“Hampir semua segmen mengalami kenaikan, terutama kategori usia anak-anak muda.” lanjut Eko.
Hasil tersebut sangat berbanding terbalik dengan paslon nomor urut satu, yaitu Dyah Hayuning Pratiwi dan Mahendra Farizal yang trennya justru mengalami penurunan.
Menurut hasil survei PolMark, data dalam 35 hari (24 September-29 Oktober), elektabilitas pasangan Tiwi-Hendra turun sangat signifikan, yaitu sebesar -15,3 persen atau berkurang 0,44 per hari.
Sebelumnya, pasangan Tiwi-Hendra memiliki elektabilitas 59,5 persen. Tapi, angkanya terus menurun hingga kini hanya 44,2 persen.
Penurunan grafik elektabilitas paslon nomor urut 01 ini menjadi tanda perubahan kemantapan pemilih masyarakat Purbalingga secara umum.
Perbedaan grafik elektabilitas kedua paslon, yaitu nomor urut satu yang terus menurun dan nomor urut dua yang terus naik menghasilkan crossing. Hasilnya, menurut survei PolMark, pasangan Fahmi-Dimas mengungguli Tiwi-Hendra dalam elektabilitasnya.
“Berdasarkan data survei yang ada, Mas Fahmi dan Mas Dimas sementara unggul. Posisi ini terjadi dengan adanya cross signifikan sehingga menunjukkan tren yang baik untuk elektabilitas Fahmi-Dimas. Apabila pasangan ini mampu menjaga momentum maka berpeluang untuk memenangkan Pilkada Purbalingga 2024,” pungkasnya.(muu)
Load more