Makassar, tvOnenews.com - Kematian Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar atau AKP Ulil menjadi duka mendalam bagi keluarga.
Keluarga mengungkapkan sebulan lalu AKP Ulil sempat curhat kepada ibundanya, Cristina Yun Abu Bakar soal tugasnya yang berat sebagai Kasatreskrim.
"Bukan pindah, malah dia bilang bolehkah saya keluar dari polisi, tugas saya berat. Cuma ibunya kuatkan dan bilang 'jangan nak, kita dukung dengan doa'," ujar Fery, sepupu AKP Ulil, di rumah duka Sabtu (23/11/2204).
Fery Mangin mengaku mengenal sosok AKP Ulil sebagai orang yang tulus, berprestasi, dan loyal kepada atasan. Tak hanya itu, Ryanto dikenal keluarga sebagai sosok yang taat beribadah.
"Ryan (Ryanto) ini orangnya tulus, berprestasi, loyal pada pimpinan dan keluarga. Juga sangat perhatian, penyayang, hormat pada orang tua lalu tekun beribadah," ujarnya.
Fery mengungkapkan tidak ada tanda-tanda didapatkan keluarga terkait kematian AKP Ulil. Meski demikian, Fery mengaku sebulan lalu Ulil sempat curhat dengan ibundanya.
"Kita memang, tidak ada tanda-tanda (kematian). Itu saja dia bilang doakan saya, tugas saya berat. Jadi kalau ada informasi liar mohon diinformasikan. Curhatannya ini bulan lalu ke ibunya," ungkapnya.
Bahkan, kata Fery, Ryanto sempat mengutarakan ingin berhenti sebagai anggota Polri. Hanya saja, ibundanya menguatkan dan terus memberikan dukungan.
Fery kembali mengenang sosok Ryanto yang lurus dalam bekerja. Ia mengaku jika menurut Ryanto itu buruk, maka akan mengatakan buruk.
"Kalau Ryan itu lurus atau lambusuki, tidak bisa ditawar-tawar. Jadi itulah mungkin risiko, konsekuensi," tuturnya.
Fery berharap ada keadilan bagi sepupunya tersebut. Ia mengaku pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Semoga ada keadilan, ini adalah pembelajaran untuk negara," ucapnya.
Sementara ibunda Ryanto, Cristina Yun Abu Bakar menambahkan jenazah anaknya masih dalam perjalanan dari Padang transit di Jakarta dan akan tiba malam ini diperkirakan pukul 00.00 Wita. Cristina mengaku jenazah Ryanto tidak langsung dikebumikan.
"Ini jenazahnya lagi dalam perjalanan ke Jakarta dari Padang dan terakhir ke Makassar. Rencana tidak langsung dikebumikan, karena kita masih mau ibadah, masih ada yang ditunggu, masih ada keluarga," tuturnya.
Cristina mengaku tidak memiliki firasat terkait kematian putranya. Ia pun berharap AKP Dadang Iskandar mendapatkan hukuman berat.
"Saya tidak ada firasat, karena ini sesuatu yang tiba-tiba terjadi. Harapan saya cuma bisa berharap yang melakukannya itu, yah dihukum seperti apa yang dia lakukan," kata dia.
"Karena tidak salah apa-apa, dia lagi memeriksa. Dia kan Kasatreskrim, jadi sampai jam 12 malam masih kerja," imbuhnya.
Dirinya pun syok mendapatkan kabar anaknya tewas ditembak oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar. Ia pun sedih kematian anaknya menjadi viral di medsos.
"Saya tidak pernah lihat medsos, saya tidak sanggup. Semua orang sudah bilang sudah viral, saya bilang ya Tuhan, kenapa anak saya masuk dalam berita viral dalam kondisi tidak ada lagi," tambahnya. (wsn/muu)
Load more