Hendarsam mengingatkan bahwa Pilkada adalah proses demokrasi yang sensitif. Ia mengajak semua pihak, terutama tokoh masyarakat, untuk menjaga suasana tetap kondusif.
"Kita harus mengawal Pilkada dengan sejuk dan damai. Jangan menciptakan narasi provokatif yang memanaskan situasi. Sudah terlalu banyak nyawa melayang sia-sia akibat konflik politik," lanjutnya.
Ia juga menyoroti waktu pernyataan Haris yang disampaikan hanya seminggu sebelum pencoblosan, dan membandingkannya dengan pola propaganda seperti dalam film Dirty Vote.
"Entah apa yang menggerakkan Haris untuk membuat pernyataan seperti itu di depan media. Tapi kesannya, dia sedang menjadi juru kampanye untuk salah satu pasangan calon," sindir Hendarsam.
Hendarsam menegaskan bahwa selama proses Pilkada 2024, Bawaslu telah bekerja sesuai aturan dan menanggapi laporan dari semua pasangan calon secara profesional.
Ia khawatir tindakan seperti yang dilakukan Haris dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi seperti Bawaslu dan KPU.
"Hebat ya, Haris Azhar seolah lebih tahu daripada Bawaslu. Tapi kok, dia tidak melaporkannya ke Bawaslu? Malah buat konferensi pers dan menyulut kegaduhan. Apa motif di balik semua ini? Saya yakin masyarakat sudah bisa menilai," pungkas Hendarsam.
Load more