Jakarta, tvOnenews.com - Buntut insiden polisi tembak polisi di Sumatera Barat (Sumbar), Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI menyarankan agar Polda Sumbar mengecek psikologi dan kesehatan setiap personelnya yang memegang senjata api.
Adapun cek psikologi dan kesehatan ini dilakukan untuk menghindari kasus penembakan yang melibatkan anggota Polri.
Hal ini disampaikan Sekretaris Kompolnas RI Irjen Polisi (Purn) Arief Wicaksono Sudiutomo di Padang pada Senin (25/11/2024).
"Kompolnas memberikan saran agar kedepannya setiap personel memenuhi setiap persyaratan jika memegang senjata," kata dia.
Dia menjelaskan setiap personel yang memegang senjata wajib lulus tes kesehatan, psikologi, bebas dari penyalahgunaan narkotika dan lainnya.
Menurut dia, hal ini penting dilakukan karena dikhawatirkan senjata api bisa saja disalahgunakan.
Terpisah, menyikapi insiden polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan, Komisi III DPR RI yang dipimpin Ahmad Sahroni mendatangi Polda Sumbar.
Sahroni mendatangi Polda Sumbar untuk menggali lebih jauh kasus yang diduga dipicu oleh kasus tambang ilegal.
"Kedatangan kami ini untuk menindak lanjuti apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Kami tadi juga bertemu langsung dengan pelaku," terangnya.
Sahroni menyebut dalam rapat yang diselenggarakan tertutup tersebut Kapolda Sumbar memerintahkan langsung kepada seluruh jajarannya agar menindak tegas semua aktivitas tambang liar di provinsi setempat.
Dia juga meminta agar siapapun yang terkait dengan masalah di Solok Selatan diperiksa semuanya oleh kepolisian agar peristiwa yang terjadi menjadi terang-benderang kepada publik.
Sebelumnya, ramai diberitakan soal insiden polisi tembak polisi yang terjadi pada Jumat (22/11/2024) lalu.
Kabag Ops Polres Selatan AKP Dadang Iskandar diketahui menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Kompol Anumerta Ulil Ryanto Anshar karena diduga berkaitan dengan masalah tambang. (ant/nsi)
Load more