Jakarta, tvOnenews.com - Seorang pelajar SMKN 4 Semarang berinisial GRO (17) tewas ditembak senjata api (senpi) milik anggota polisi pada Minggu (24/11/2024).
Tewasnya seorang pelajar akibat tertembus timah panas milik aparat kepolisian itu turut menjadi sorotan publik.
Terbaru, kepolisian melakukan pra rekontruksi terkait tewasnya pelajar tersebut usai ditembak petugas.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artani mengungkap pihaknya menggelar pra-rekonstruksi dengan empat tersangka tawuran yang disebut menjadi penyebab kematian dari pelajar SMKN 4 Semarang.
Didapati dalam pra rekonstruksi itu kepolisian membawa empat orang tersangka tawuran tersebut yakni MPL (20), DP (15), AD (15), dan HRA (15).
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto mengkonfirmasi pelajar tewas tersebut akibat ditembak anggota polisi.
Menurutnya didapati aksi penembakan itu dilakukan oleh anggota polisi beridentitas Aipda RZ.
Artanto memastikan saat ini sang anggota polisi penembak pelajar tersebut tengah menjalani pemeriksaan di Polda Jateng.
"Ditahan, lagi diperiksa Paminal, dia anggota Polrestabes Semarang," ungkap Artanto kepada awak media, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengkonfirmasi adanya seorang pelajar berinsial GR (17) yang tewas akibat tertembak senjata api (senpi) miliki anggota polisi.
Irwan mengatakan insiden tewasnya pelajar itu terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari di wilayah Semarang Barat.
"Pada Minggu dini hari kemarin kata menangani atau menerima laporan setidaknya ada 3 peristiwa tawuran antar genk atau antara krea di Kota Semarang terjadi di titik Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara, dan di Semarang Barat," kata Irwan kepada awak media, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Irwan menuturkan pelajar tersebut didapati terlibat tawuran antar gangster pada waktu setempat.
Lantas kepolisian pun yang mendapati peristiwa bentrok itu lantas mendatangi lokasi.
Namun, anggota polisi didapati terpaksa melepaskan tembakan untuk melerai tawuran antar dua kelompok yang terjadi.
"Mereka dari dua kelompok yg berbeda Geng Seroja dan Geng Tanggul Pojok, nah korbon ini kebetulan dari Geng tanggul Pojok. Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran kemudian muncul anggota polisi kemudian dilakukan upaya untuk melerai namun menurut informasi anggota polisi dilakukan penyerangan sehingga dilakukan tindakan tegas," katanya.
Seroang pelajar berinsial GR (16) di Kota Semarang, Jawa Tengah meninggal dunia usai diduga menjadi korban penembakan oleh oknum polisi.
Dari informasi yang santer beredar, insiden tewasnya seorang pelajar SMKN 4 Semarang itu terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar tak mau banyak berkomentar terkait tewasnya seorang pelajar yang diduga jadi korban penembakan anggota polisi.
Irwan berjanji pihaknya akan merilis kasus kematian seorang pelajar itu yang tewas usai diduga jadi korban penembakan oleh oknum polisi.
"Tunggu, nanti kami rilis kasus, lihat situasi dan kondisi, suasana kebatinan keluarga yang meninggal dunia," katanya kepada awak media, Senin (25/11/2024).
Di sisi lain, didapati informasi jika terdapat dua pelajar yang menjadi korban luka akibat dugaan aksi penembakan oleh oknum polisi itu.
Kedua pelajar yang turut menjadi korban luka itu masing-masing berinisial S (16) dan A (17).
Sebelumnya diberitakan, Umi seorang kerabat korban mengkonfirmasi tewasnya GR dengan adanya luka tembak pada tubuhnya.
Kendati demikian, ia belum merincikan secara detail luka tembak yang diduga menjadi perenggut nyawa pelajar itu.
“Betul sih (ada luka tembak). (dapat info meninggal) jam 12.30 WIB saya ditelfon waktu mau pengajian dari budhenya yang telfon,” ujar saat dihubungi wartawan, Senin (25/11/2024).
Hanya saja dirinya masih mengaku bingung soal kabar tersebut. Ia juga sudah mendapat kabar terkait keluarga korban juga sudah didatangi anggota kepolisian dari Polrestabes Semarang.
Sementara itu, Staff Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus mengaku tak percaya dengan kabar bahwa sebelum kejadian, korban terlibat tawuran. Ia memastikan jika korban merupakan salah satu siswa berprestasi yang dimiliki sekolah.
“Iya memang anggota paskibra. Tiga siswa, satu MD, dua selamat. Masih di rumah sakit belum bisa dikunjungi mentalnya belum siap. Kami belum bisa menemui dua anak selamat. Pihak keluarga belum mengizinkan siapapun," kata Nanang.
Disisi lain, Dirkrimum Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan telah menerima informasi kejadian itu. “Betul, untuk kejadiannya ke Polrestabes, trims,” tandasnya. (raa)
Load more