Karena sifatnya itu para pengguna bisa bermain dari rumah, tanpa diketahui lingkungan sekitar dengan kemungkinan awal pemain diberi kemenangan kecil hingga akhirnya terjerat dalam adiksi melalui mekanisme psikologis seperti gambler’s fallacy.
Nael mengatakan faktor lingkungan dan psikologis seperti kurangnya dukungan sosial, pengangguran dan rendahnya keterampilan membuat anak muda lebih mudah masuk dalam jerat ini.
Hal ini diperparah dengan maraknya pinjaman online yang sering digunakan untuk mendukung kebiasaan berjudi.
Adapun menurut Nael dampak terburuk dari adiksi judi online adalah munculnya learned helplessness atau perasaan tidak berdaya.
“Ketika usaha tidak membuahkan hasil, anak muda mulai kehilangan harapan dan tidak melihat hubungan antara usaha dan hasil. Ini mematikan potensi, kreativitas bahkan bisa membawa mereka pada keputusasaan yang ekstrem,” jelasnya.
Ketidakberdayaan ini, kata dia, bisa menghantui anak muda dari berbagai latar belakang.
Kemudian mereka yang tidak memiliki dukungan sosial atau sumber daya diri yang memadai, perasaan ini bisa berujung pada pemikiran ekstrem, seperti merasa hidup tidak lagi berarti.
Load more