Jakarta, tvOnenews.com - Ajakan Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar untuk tidak melakukan berbagai pungutan yang mengarah pada korupsi di sebuah video yang viral belakangan ini bisa menjadi kabar buruk buat para pejabat korup di lingkungan kementerian agama.
Demikian disampaikan Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ibadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi, Jabar, Toto Izul Fatah kepada pers di Jakarta, Selasa (3/12/2024). Ia menanggapi viralnya video yang berisi ajakan dan peringatan Menteri Agama kepada para pejabat di lingkungannya untuk tidak korupsi.
Menurut Toto, apa yang disampaikan Prof Nasaruddin sebagai menteri agama itu sebaiknya menjadi angin segar buat kementerian yang selama ini cukup kental dengan aroma negatif praktik korupsi.
“Tdak banyak pejabat tinggi negara yang berani membuat statemen seperti itu. Meski disampaikan dengan tenang, tidak bernada keras, tapi pesannya sangat kuat dan keras. Kebangetan kalau para pejabat yang mendengarnya masih juga tidak mau mengikuti, apalagi berpura-pura tidak dengar,” katanya.
Toto yang juga Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny AJ itu berharap, apa yang disampaikan menteri agama itu menjadi virus positif yang bisa segera menular ke instansi kementerian negara lainnya. Termasuk, menjadi inspirasi buat seluruh lembaga negara dibawahnya, mulai dari pemerintah propinsi, kabupaten dan kota.
“Jujur, saya senang, gembira dan bangga punya pejabat yang berani memberi warning seperti Pak Menag itu. Apalagi, pernyataan itu keluar bukan tanpa resiko. Salah satunya, akan dimusuhi banyak pejabat korup. Dan Prof Nasarurddin sudah berani mengambil pilihan itu,” tegasnya.
Meski begitu, Toto yakin, jika Prof Nasaruddin harus mengambil resiko dimusuhi para koruptor, akan banyak rakyat yang siap berada di belakangannya. Karena hari ini, rakyat sudah semakin muak dengan praktik korupsi.
Seperti diketahui, belum lama ini beredar video yang berisi pernyataan sekaligus ajakan dan peringatan Menteri Agama Nasaruddin Umar kepada para pejabat di lingkungan kementerian agama agar tidak melakukan berbagai macam pungutan yang mengarah kepada korupsi.
Prof Nasaruddin mencontohkan saat Kepala Kanwil Agama berkunjung ke sebuah daerah menemui para Kepala Departemen Agama (Kandepag) selalu ada tradisi memberi amplop. Begitu juga pada saat Kandepag menemui para kepala KUA dibawahnya, juga suka ada tradisi memberinya amplop.
Menteri Agama meminta, kedepan tidak terjadi lagi. Termasuk kepada dirinya sebagai menteri agama. Dalam beberapa kasus, praktik yang mengarah pada korupsi itu terjadi pada saat kenaikan pangkat.
“Mulai hari ini mari kita hilangkan tradisi amplop itu, termasuk pada saat kenaikan pangkat. Jangan memberikan pimpinan yang bukan hak nya. Kalau honor sebagai pembicara ok lah,” tandasnya.
Prof Nasaruddin juga mengingatkan agar darah yang mengalir dalam tubuh kita tidak dikotori uang haram. Karena itu, saatnya kedepan, kita harus berani berkata TIDAK kepada korupsi agar kementerian agama bisa menjadi tauladan buat yang lain. (ebs)
Load more