"Pencapaian ini tidak hanya melambangkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kerjasama antarnegara ASEAN dalam melestarikan warisan budaya,” tegas Sulaiman.
Penetapan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO juga menjadi momen kedua Indonesia terlibat dalam nominasi multinasional.
Sebelumnya, Pantun telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2020 melalui kerja sama Indonesia dan Malaysia.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyatakan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian tradisional, tetapi juga simbol persatuan Asia Tenggara.
“Kebaya adalah warisan budaya yang menjadi simbol persatuan di Asia Tenggara. Penetapan ini adalah pengakuan dunia atas nilai budaya kita dan upaya bersama dalam melestarikannya,” tutur Fadli.
Untuk merayakan keberhasilan ini, kelima negara pengusul mengadakan pameran dan pertunjukan mode kebaya di sela-sela Sidang Komite UNESCO. Inisiatif ini tidak hanya memperkenalkan keindahan kebaya kepada dunia internasional, tetapi juga memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan antarnegara di kawasan ASEAN.
Setelah Reog Ponorogo diakui sehari sebelumnya dalam kategori “In Need of Urgent Safeguarding,” pengakuan terhadap kebaya semakin mempertegas posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara dengan kekayaan budaya yang tak tertandingi. Momentum ini menjadi pengingat pentingnya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang. (agr/muu)
Load more