Jakarta, tvonenews.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Arifatul Choiri Fauzi buka suara perihal kasus anak remaja (14) yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Kendatipun telah menemui MAS (14), Menteri Arifah mengatakan bahwa motif MAS tega menikam ayah dan neneknya hingga tewas belum dapat diketahui.
Arifah hanya mengatakan bahwa MAS adalah anak yang baik dan patuh kepada orang tua.
"Motivasinya belum ketahuan, tapi yang jelas si anak ini anak yang taat, yang sangat patuh kepada orang tuanya, ibadahnya juga oke, pendidikannya juga bagus," ucap Arifah, Minggu (7/12/2024).
Arifah melihat kasus ini sebagai bahan koreksi diri bagi para calon orang tua. Sebab, Arifah memandang perbedaan jaman antara orang tua dan anaknya menjadi salah satu pemicu lahirnya masalah hubungan antara anak dan orang tuanya.
Terutama hadirnya media sosial, menurut Arifah, pengaruhnya sangat besar bagi tumbuh kembang anak saat ini.
"Mungkin inilah introspeksi ya, jadi peristiwa ini mungkin menjadi instropeksi kita, calon ibu, calon ayah, maupun keluarga untuk belajar bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak-anak kita," kata Arifah.
"Karena anak kita berbeda dengan waktu kita masih kecil ya, jadi medsos dan sebagainya ini punya pengaruh yang sangat besar," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, remaja berinisial MAS menghabisi nyawa ayah dan neneknya pada Sabtu (30/11/2024) lalu.
Adapun dua korban meninggal dunia adalah sang nenek berinsial RM (69) dan ayahnya berinisal APW (40).
Sementara itu, sang ibu AP (40) menjadi korban penusukan dan mengalami luka berat.
Saat ini, AP masih dirawat secara intensif di RS Fatmawati Jakarta Selatan. Polisi mengungkapkan, ia masih belum bisa ditemui.
Sejauh ini, MAS mengaku mendapatkan bisikan dan tidak bisa tidur, sampai akhirnya melakukan penusukan.
"Interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur. Terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia, seperti itu," ujarnya. (rpi/iwh)
Load more