Jakarta - Konflik antara Rusia dan Ukraina yang memuncak dalam beberapa minggu terakhir diyakini oleh beberapa pengamat dapat mempengaruhi sektor persenjataan di Indonesia.
Oleh karena itu, para pengamat mendorong Indonesia menyiapkan langkah-langkah antisipasi, terutama jika krisis politik Rusia dan Ukraina berubah jadi konflik bersenjata.
Pengamat Pertahanan Binus University Curie Maharani Savitri menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu pengguna senjata buatan Rusia sehingga konflik itu dapat mempengaruhi pengadaan senjata sekaligus perawatan dan pemeliharaannya.
“Krisis akan berlangsung lama dan itu mempengaruhi pengadaan, terutama spare part senjata,” kata Curie saat acara diskusi yang disiarkan oleh kanal Youtube Semar Sentinel di Jakarta, Selasa.
Pengamat lainnya, yang merupakan salah satu pendiri Jakarta Defence Studies (JDS) Ade Marboen menyampaikan sejumlah senjata buatan Rusia yang dimiliki Indonesia di antaranya mencakup kendaraan tempur, pesawat tempur, artileri, helikopter serbu, dan peluru kendali.
“Yang paling terkenal itu tentu Sukhoi,” kata Marboen saat acara diskusi.
Marboen menilai ketegangan antara Rusia dan Ukraina dapat menghambat pemeliharaan dan perawatan sistem persenjataan Indonesia terutama yang dibuat oleh Rusia. Oleh karena itu, ia mengusulkan pemerintah menjalin komunikasi dengan negara sesama pengguna senjata Rusia terutama untuk memikirkan langkah-langkah mengantisipasi dampak krisis.
Load more