Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Siber Syekh Nurjati, Cirebon, Faqihudin menyoroti banyak platform digital yang menyebarkan daftar produk yang diduga terafiliasi Israel tanpa adanya metodologi yang jelas.
Hal ini menyebabkan kebingungan dan salah paham di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memverifikasi sumber informasi tersebut.
Dia prihatin terhadap situasi ini dan menegaskan daftar-daftar tersebut bisa menyesatkan.
“Setiap orang dapat mengusulkan daftar produk terafiliasi Israel di platform digital mereka. Namun, tanpa dasar metodologis yang jelas, daftar-daftar ini bisa menyebabkan misleading atau kebingungan bagi masyarakat,” ujar Faqihudin dalam keterangannya, Selasa (10/12/2024).
Dia menekankan masyarakat harus melakukan penelusuran yang sistematis untuk memastikan kebenaran informasi tentang produk-produk yang diduga terafiliasi.
“Metodologi harus dibangun terlebih dahulu, apakah melalui penelitian, studi, atau pengembangan,” jelasnya.
Urgensi ini semakin besar bagi kalangan mahasiswa untuk melakukan kajian mendalam terkait hubungan antara brand-brand tertentu dengan Israel, dan menyusun metodologi serta alasan di balik penelitian tersebut.
Selaras dengan pandangan ini, Cendekiawan Muslim Prof. Nadirsyah Hosen dari Melbourne University juga menambahkan banyak platform yang tidak memiliki standarisasi dalam menyusun daftar produk terafiliasi Israel.
“Meskipun niatnya baik untuk memberikan informasi kepada publik, masyarakat sering kali tidak bersikap kritis karena emosi yang terkait dengan isu-isu mengenai Israel,” terangnya.
Nadirsyah mengingatkan terdapat risiko signifikan akibat reaksi emosional terhadap informasi yang tidak diverifikasi, termasuk dampak negatif yang bisa dirasakan oleh individu.
“Kita tidak menolak untuk melakukan boikot, asalkan produk tersebut benar-benar terafiliasi Israel. Namun, jangan sampai kebencian terhadap satu produk bergeser menjadi kerugian bagi bangsa sendiri,” tegasnya.(lkf)
Load more