Jakarta - Siapa yang tidak kenal dengan Denny Januar Ali atau Denny JA. Nama Denny JA langsung dikenal publik berkat sepak terjangnya di dunia politik. Bukan sebagai politikus tetapi lembaga surveinya sering dijadikan referensi oleh para politikus.
Tidak disangka Denny JA memiliki kenangan dengan Dedi Yuliadi atau yang lebih dikenal Dorce Gamalama.
Mendengar wafatnya Dorce Gamalama, Denny JA teringat peristiwa hampir 50 tahun lalu. Ketika itu Denny JA baru pindah ke Jakarta. Orang tuanya menyewa rumah dan menyekolahkannya di wilayah Kramat Sentiong, Jakarta Pusat.
Di tahun 1973, ketika ia berumur 10 tahun, teman sekelas bernama Vera berulang tahun dan mengundangnya. "Denny jangan lupa datang ya, ke rumahku. Nanti ada temanku akan menyanyi di sana. Kamu pasti suka. Ia jago nyanyi. Jago ajojing. Jago melucu.”
Dennypun menghadiri perayaan ulang tahun di rumah Vera pada Minggu sore. Ada 20 orang disana, ada ayah, ibu dan juga keluarga besar Vera.
Setelah tiup lilin, Vera mempekenalkan kawannya yang pintar menyanyi, pintar ajojing, dan juga pintar melucu. Umurnya sebaya, namanya Dedi Yuliardi.
Dedi kemudian beraksi dengan melawak, berjoget bahkan menyanyikan lagu Koes Plus yang populer saat itu, Muda-Mudi. Aksinya berhasil menghibur para undangan yang hadir. Yang khas pada Dedi, gayanya sangat kewanita-wanitaan. Ia yang lelaki itu juga kadang sengaja mengalunkan suara dan meliuk seperti wanita.
Sejak saat itu, beberapa kali Vera dan Dedi mampir ke rumah saya. Karena lucu, masih kecil dan lelaki yang meliuk seperti perempuan, Dedi acapkali mendapatkan perhatian ekstra tetangga saya. Rumah kami hanya berjarak 400-500 meter saja. Pernah Ia main ke rumah, dan tetangga saya kumpul di teras. Ada sekitar 15-20 orang, tua dan muda. Dedi pun, bocah 10 tahun itu, dengan bersemangat menyanyi dan melawak di sana. Dedi senang menghibur orang.
Banyak yang suka dan tertawa. Ada pula anak- anak kecil memanggil ibunya sambil teriak: “Lihat buk, ada bencong di rumah Denny. Itu temannya Denny.”
Denny JA hanya dua tahun tingga di Sentiong kemudian pindah ke Jakarta Timur. Sejak saat itu ia tidak pernah berjumpa dengan Vera atau Dedi.
30 tahun kemudian sekitar tahun 2005-2006, Denny bertemu dengan teman dari wilayah Sentiong dan saat itu Dorce sedang naik daun. Ketika sedang membahas mengenai Dorce, temannya kemudian menceletuk.
“Den, Dorce itu si Dedi. Itu teman Denny yang sejak kecil. Yang pernah main ke rumah Denny.”
“Ha!” Sayapun kaget. “Yang benar? Dorce itu si Dedi? Ampuunn!!!!”
Dedi yang lucu, pintar menyanyi ternyata sudah berubah menjadi Dorce yang terkenal. Sekali saya pernah jumpa kebetulan di pesta pernikahan teman pada tahun 2007-2008, Dorce atau Dedi masih mengenalinya.
Ia memperkenalkan saya kepada temannya. “Ini sahabat dari sahabat gue waktu masih kecil.”
Denny juga mendengar Dorce sudah melakukan operasi kelamin menjadi wanita tahun 1983. Dilansir dari intipseleb.com, "Saya mengesahkan di Pengadilan Negeri Jawa Timur tahun 85 atau 86," jelas Dorce Gamalama.
Terakhir yang Dorce sedihkan soal kematiannya. Ia ingin dimakamkan sebagai wanita. Itu keinginannya sejak kecil: diakui sebagai wanita. Perempuan. Kontroversi ahli agama pun saling silang. Ada yang menyatakan, Ia tak boleh dimakam sebagai perempuan karena ia lahir sebagai lelaki. Ini melanggar syariat agama.
Menanggapi hal tersebut, Tokoh Ulama Nahdatul Ulama (NU), KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disapa Gus Miftah mengatakan, jika pemakaman Dorce Gamalama, sebaiknya tetap dimakamkan sebagai laki-laki sesuai kodrat asalnya saat dia dilahirkan.
"Yang saya tahu beliau ini terlahir sebagai laki-laki kemudian dioperasi menjadi perempuan. Kalau kondisi seperti ini, secara fiqih dia tetap laki-laki. Artinya, sepanjang yang saya tahu, pemakamannya tentu kembali ke kodrat asal saat dia dilahirkan," jelas Gus Miftah, Senin (31/1/2022).https://www.tvonenews.com/lifestyle/25404-wasiat-dorce-dimakamkan-sebagai-perempuan-gus-miftah-secara-fiqih-dia-tetap-laki-laki
Jadi kalau beliau dilahirkan dalam keadaan laki-laki, lanjutnya, seyogyanya dimakamkannya juga secara laki-laki.(chm)
Load more