Jakarta, tvOnenews.com - Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menjelaskan fenomena banjir rob yang melanda pesisir Jakarta beberapa waktu belakangan bukan disebabkan oleh tingginya curah hujan, melainkan akibat pasang air laut maksimal yang terjadi bersamaan dengan fase bulan purnama.
Air laut yang meluap ke daratan menyebabkan sejumlah wilayah tergenang dengan ketinggian mencapai 100 sentimeter.
Pasang air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari.
Ketika bulan berada dalam fase purnama, permukaan air laut naik signifikan dan meluap ke daratan rendah di wilayah pesisir.
“Ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan pasang air laut. Saat pasang tinggi, terutama pada fase bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan bisa mencapai daratan rendah yang berada dekat dengan garis pantai,” jelas Ika, dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12).
Ika menambahkan durasi banjir rob bervariasi tergantung siklus pasang surut, topografi wilayah dan kondisi cuaca.
Biasanya banjir rob berlangsung sekitar dua hingga enam jam saat air laut pasang.
Untuk mengatasi kondisi ini, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas SDA mengoptimalkan penggunaan pompa stasioner dan mobile untuk mengalirkan air ke laut terutama di wilayah dengan topografi rendah yang rentan terperangkap air.
“Kondisi rob juga dipengaruhi faktor topografi wilayah. Di wilayah pesisir dengan permukaan tanah rendah atau di bawah permukaan laut, air rob bisa terperangkap lebih lama. Sehingga kami mengoptimalkan operasional pompa stasioner maupun mobile untuk dapat mengalirkan air dan optimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar,” tambah Ika.
Sebagai langkah jangka panjang, pembangunan tanggul pengaman pantai terus dikebut melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 kilometer yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR.
Selain itu, sistem polder pengendali rob dengan bendung karet juga dibangun untuk mencegah air laut melimpah kembali ke daratan.
“Upaya pengendalian penurunan muka tanah (land subsidence) juga terus digaungkan. Salah satunya dengan pembatasan penggunaan air tanah melalui Zona Bebas Air Tanah yang akan diperluas wilayahnya,” terang Ika.
Dinas SDA DKI Jakarta juga mengembangkan teknologi prediksi banjir rob dan langkah mitigasi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Di sisi lain, pendekatan berbasis alam seperti penanaman mangrove bersama pihak swasta turut dilakukan untuk membantu meredam air laut.
Pemerintah juga meminta peran aktif warga dalam menjaga infrastruktur pesisir seperti tanggul serta mengurangi penurunan muka tanah dengan menggunakan jaringan air perpipaan untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak membuang sampah sembarangan. (agr/nsi)
Load more