Ia menyebutkan bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah terjadi di 106 desa di 24 kecamatan di Kabupaten Lebak, di antaranya Kecamatan Sajira, Cipanas, Cimarga, Leuwidamar, Rangkasbitung, Cibadak, Cijaku, Gunungkencana, Banjarsari, Cigemblong, Wanasalam, Cihara, Panggarangan, Cibeber, Bayah, Kalanganyar, Maja, Sobang, dan Cilograng.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar waspada dan siap siaga, sebab dikhawatirkan terjadi bencana susulan.
Selama ini, ujar dia, wilayah Kabupaten Lebak masuk kategori langganan bencana alam mulai banjir, longsor, pergerakan tanah hingga tsunami, karena topografi alamnya pegunungan.
Peristiwa bencana alam tersebut terjadi di 150 titik dan 1.958 unit rumah terendam banjir menyebabkan lima warga dilaporkan meninggal dunia serta satu luka-luka.
"Kami perkirakan estimasi kerugian material akibat bencana alam itu hingga mencapai Rp11 miliar," jelas Febby.
Ia mengatakan, BPBD Lebak mengimbau masyarakat di daerah itu agar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.
Berdasarkan laporan BMKG bahwa cuaca ekstrem seperti curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi sampai akhir Desember 2024.
Load more