Jakarta, tvonenews.com - Roman Nazarenco, warga negara asing (WNA) asal Ukraina yang menjadi pengendali laboratorium narkoba di Kabupaten Badung, Bali terancam hukuman mati.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa saat jumpa pers penjemputan DPO Red Notice Bandar Narkoba dari Bangkok, Thailand di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Minggu (22/12/2024).
"Pasal yang dilanggar adalah pasal 114 ayat 2 subsider 112 ayat 2 juncto pasal 132 ayat 2 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman dipidana hukuman mati atau penjara seumur hidup atau paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit yaitu 1 miliar dan paling banyak 10 miliar," ucap Mukti.
Mukti menjelaskan, Roman adalah otak dari segala pengendalian bisnis haram Clandestine Lab di Badung, Bali. Roman tidak sendirian, dia bersama dua orang tersangka warga negara Ukraina lainnya yang mengelola laboratarium tersebut.
Roman berperan sebagai pengendali, hingga memesan barang untuk kemudian diolah di laboratorium rahasia miliknya.
"Dia yang mengendalikan, cara pembuatan, dari mulai dia bikin laboratorium, sampai dia juga yang mesan barang, dia juga yang membuat basement ya," beber Mukti.
"Karena Vila kan beda tuh, waktu di Bali ada vila yang tanpa basement tapi dia ada basement di dalam sendiri, underground. Itulah mereka yang merancang," imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri meringkus warga negara asing (WNA) asal Ukraina bernama Roman Nazarenco (RN), yang menjadi pengendali laboratorium narkoba di Bali.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa mengungkap bahwa Roman ini kabur ke Thailand sejak Mei 2024 setelah lab narkoba rahasia miliknya terbongkar.
"Roman Nazarenko adalah warga Ukraina yang sejak bulan Mei 2024 menjadi DPO dan telah dikeluarkan rednotice dari interpol atas peranannya sebagai pengendali jaringan hydra yang beroperasi melalui Clandestine Lab dengan memproduksi narkotika jenis mephendrone dan ganja hidroponik di Kabupaten Badung, Bali," ungkap Mukti Juharsa di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Minggu (22/12/2024). (rpi/iwh)
Load more