Banten, tvOnenews.com - Tak hanya air mata! Ratusan perahu yang dihiasi berbagai makanan ringan juga ikut serta semarakan Festival Dadap Vol 4 (Sedekah Laut Kampung Dadap 2024), Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, pada hari Minggu (22/12/2024).
Bahkan dari pantauan tvOnenews.com, sejumlah anak muda mengibarkan bendera hitam dengan tulisan mengerikan yang berwana putih, di atas perahu yang mengikuti Festival tersebut.
Bendera hitam itu bertulisakan, "DADAP BUKAN LAHAN KOSONG." Bendera itu terus dikibarkan sejumlah pemuda di atas perahu sampai acara Nadran selesai.
Untuk diketahui, Nadran sendiri adalah upacara adat para nelayan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan melaut mereka dan berharap semakin meningkat di tahun mendatang.
Fatimah (49) warga Kampung Dadap menceritakan, acara Nadran atau yang mereka sebut Festival Dadap, dilakukan 5 tahun sekali.
Namun, kata dia, kali ini acara Fetival Dadap itu dirayakan setiap 3 tahun sekali.
"Biasanya, kami buat Fetival Dadap ini setiap 5 tahun sekali. Namun, hal itu terlalu lama, maka kami buat jadi 3 tahun sekali," ungkap Fatimah kepada wartawan tvOnenews.com, di Kampung Dadap, pada hari Minggu (22/12/2024).
Lanjutnya menceritakan, acara festival ini tanpa adanya dukungan dan bantuan pemerintah, "Acara Fetival Dadap ini sendiri, hasil dari patungan antara nelayan yang tinggal di Kampung Dadap ini."
"Satu rumah, menyumbangkan uangnya Rp100 ribu, agar acara Fetival Dadap terlaksanakan dan tidak punah. Sebab, ini adalah bagian dari tradisi kami di sini, dari turun menurun," ucapnya sambil menitikan air mata.
Ia juga mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena acara Festival Dadap Vol 4 ini berjalan lancar dan tidak ada kendala.
"Alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan kami Rezeki dan Ridho untuk selenggarakan Fetival Dadap ini, dan Allah maha mengetahui, bahwasanya Kampung Dadap ini bukan lahan kosong, melainkan lahan yang ada penduduknya dan ada tradisi yang hidup di sini," ceritanya.
Di samping itu, ia juga menceritakan, dengan adanya Proyek PIK 2, keberadaan mereka tidak diakui. Padahal, sebelum tahun 2016, mereka tetap membayar pajak bangunan ke pada pemerintah.
Namun, setelah tahun 2016, kata dia, mereka tidak dikutip lagi soal pajak bangunan dan ia tidak tahu apa penyebabnya.
Sejumlah Pemuda Kibarkan Bendera Hitam Bertuliskan Dadap Bukan Lahan Kosong.
Dikutip dari Mojok.co, pada hari Senin (23/12/2024), Proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 menggusur sejumlah pemukiman warga di Kota Tangerang, khususnya di Kelurahan Dadap.
Warga yang menolak penggusuran harus bertahan di kawasan kumuh serta kekurangan air bersih.
Seperti diketahui, Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 merupakan proyek pengembangan area hijau dan eco-city di pesisir utara Jakarta dan Kabupaten Tangerang, Banten.
Mantan Presiden Joko Widodo telah memasukkan PIK 2 ke proyek strategis nasional (PSN) pada 18 Maret 2024.
Proyek besutan kongsi bisnis Agung Sedayu Group dan Salim Group itu menargetkan 1.756 hektare lahan.
Masyarakat sekitar mengaku pengambilan lahan dilakukan secara intimidatif. Salah satunya di Kelurahan Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kemudian, dikutip kembali dari Mojok.co, bahwa ada sekitar 20 Kartu Keluarga yang terkena penggusuran.
Bahkan, dengan tiba-tiba ada perusahaan yang mengklaim lahan timbul itu punya mereka.
Di samping itu, seorang warga Dadap yang tak ingin disebutkan namanya bercerita kepada tvOnenews.com, pada Minggu (22/12/2024).
Ia ceritakan, bahwa leluhur mereka tinggal di Dadap, dengan membuka lahan. Perpindahan itu, karena leluhur mereka adalah korban penggusuran dari lahan Muara Karang.
Pergelaran Wayang Kulit di Malam Festival Dadap Vol 4.
Katanya, peristiwa itu terjadai sudah berpuluh-puluh tahun. Makanya, cerita dia, yang tinggal di Kampung Dadap adalah generasi ketiga.
Sementara dikutip dari Kompas.com, pada hari Senin (23/11/2024), Ketua Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap Waisul Kurnia mengatakan, proyek itu merupakan proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 dan Pulau C yang merupakan daratan hasil reklamasi.
Waisul mengatakan, proyek tersebut sudah berjalan berbulan-bulan tanpa sosialisasi kepada warga sekitar.
Tiang-tiang pancang jembatan sudah berdiri kokoh di kedua daratan yang nantinya akan tersambung.
"Sudah dilakukan pengerjaan pembangunan jembatan penghubung antara Pulau C dan PIK 2, dan itu tanpa adanya sosialisasi dan konsultasi publik mengenai Amdal," cerita Waisul.
Bahkan, Waisul ceritakan, warga sudah berulang kali melayangkan surat undangan kepada pihak pengembang tetapi selalu tak diindahkan.
Kegiatan sosialisasi, kata Waisul, dibutuhkan agar warga mendapat kepastian mengenai pembangunan proyek tersebut.
"Kami cuma ingin kepastian sebenarnya proyek itu untuk apa? Kalau pun memang membangun jembatan, ingat, yang mereka gunakan adalah lahan lalu lintas masyarakat yang mencari nafkah di laut," bebernya.
Waisul menjelaskan, perairan muara Kali Dadap yang merupakan lokasi jembatan itu merupakan satu-satunya gerbang nelayan menuju lautan.
Dengan adanya jembatan, nelayan khawatir akan kesulitan memperoleh ikan dan mesti melaut lebih jauh.
"Kan selain nelayan dengan kapal besar ada juga nelayan dengan kapal kecil seperti ini, tidak mungkin mereka sampai ke tengah laut karena mereka spesialis mencari ikan di pinggiran," bebernya.
Untuk diketahui, sampai berita ini diterbitkan, pihak tvOnenews.com masih melakukan konfirmasi kepada pihak Agung Sedayu Group dan Salim Group, soal isu tersebut. (aag)
Load more