Meskipun anggaran telah siap, pelaksanaan modifikasi cuaca tidak akan dilakukan sembarangan. Teguh memastikan Pemprov DKI terus memantau pertumbuhan awan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menentukan waktu yang tepat.
“Jika potensi awan menunjukkan risiko hujan lebat, kami akan segera melakukan modifikasi cuaca. Namun, kalau kondisi awan tidak mengkhawatirkan, kami tidak akan memaksakan. Koordinasi intens dengan BMKG akan menjadi kunci,” tambahnya.
Potensi banjir kali ini mengingatkan pada banjir besar awal 2020, ketika curah hujan mencapai 377 mm per hari—tiga kali lipat kapasitas sistem drainase Jakarta.
Oleh karena itu, TMC menjadi upaya penting untuk mencegah bencana serupa, terutama di momen pergantian tahun.
“Kalau curah hujan cukup tinggi, kami akan langsung bertindak,” tegas Teguh.
Langkah-langkah ini menjadi wujud kesiapsiagaan Pemprov DKI Jakarta untuk melindungi warganya dari ancaman banjir besar lima tahunan, sekaligus menjadikan TMC sebagai solusi inovatif menghadapi cuaca ekstrem di ibu kota. (agr/ree)
Load more