Selain itu, penambahan jaringan pipa diharapkan mampu mengurangi penggunaan air tanah secara masif, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama penurunan muka tanah di Jakarta.
“Ketika seluruh rumah tangga di Jakarta beralih meninggalkan penggunaan air tanah, dalam waktu tertentu, membran air tanah bisa kembali dan menguatkan tanah di Jakarta,” tegas Arief.
Menurut Arief, penyesuaian tarif itu sudah melalui kajian panjang sejak 2022 hingga 2024. Ia juga menekankan bahwa meski ada kenaikan, layanan PAM Jaya tetap menjadi yang termurah dibandingkan penyedia air minum lain di Jabodetabek.
“Bahkan ketika nanti ada penyesuaian, itu juga masih murah,” katanya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, menambahkan bahwa kenaikan tarif itu tidak akan berdampak pada semua golongan pelanggan. Bahkan, beberapa kelompok pelanggan justru akan menikmati penurunan tarif.
“Ada beberapa elemen justru turun. Jadi tolong ini dicermati,” ujar Teguh.
Teguh juga menegaskan bahwa kenaikan tarif tidak hanya didasarkan pada alasan lama tak adanya penyesuaian, tetapi juga karena kebutuhan pembangunan jaringan perpipaan baru untuk memenuhi target layanan 100 persen warga Jakarta pada 2030.
Load more