Menanggapi pertanyaan tentang upaya gereja dalam memperkuat gerakan anti-korupsi, Kardinal Suharyo menekankan bahwa gereja harus menjadi komunitas yang transparan dan bebas dari praktik korupsi.
“Gereja tidak berarti bebas dari keadaan seperti itu. Maka, yang diusahakan adalah menciptakan tata kelola gereja yang transparan sehingga dapat dipercaya,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa gereja harus menjadi “komunitas kontras” di tengah masyarakat yang masih dipengaruhi budaya korupsi.
“Harapannya, gereja tidak hanya memberikan suara moral, tetapi juga menjadi teladan melalui tata kelola yang bersih dan adil,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa korupsi adalah tantangan besar yang harus dihadapi bersama.
“Korupsi adalah cerminan dari orientasi hidup yang salah. Kalau kita ingin keluar dari situasi ini, kita harus merubah pola pikir, meninggalkan budaya feodal, dan memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, serta perdamaian,” pungkasnya.
Melalui pesan ini, gereja berkomitmen untuk terus menggaungkan gerakan anti-korupsi dan memperjuangkan kebaikan bersama, baik melalui suara moral maupun tindakan nyata. (agr/nba)
Load more