Buku tersebut berisi sekitar 10.000 kata yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Belanda.
Dalam buku yang diciptakan Roebiono sistem kode menggunakan angka sebagai penjumlah kode yang telah ada atau sistem double encipherment.
Dari sisi keamanan, pada saat itu, sandi buku Code C selalu diubah secara berkala untuk menghindari kebocoran.
“Semasa hidup, Roebiono ini dikenal sebagai sosok jenius. Dia bisa menulis dengan dua tangan sekaligus. Pada zaman kemerdekaan, nama Roebiono sangat dihormati oleh masyarakat persandian," kata Hinsa.
Hinsa menjelaskan alhasil persandian mencatat sejarah sebagai peran vital dalam keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Tak hanya itu, keberhasilan persandian dalam serangan umum tersebut turut serta tersebar melalui jaringan radio dari Playen ke Bidar Alama (Sumatera Barat), lalu ke Rangoon (Myanmar) dan New Delhi (India), serta akhirnya diterima oleh PBB.
“Tidak salah kalau kemudian BSSN mengusulkan dr. Roebiono Kertopati sebagai pahlawan nasional, karena memiliki jasa dalam memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan RI,” pungkasnya. (raa)
Load more