Bandung, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat mencatat ada 9.625 kasus baru penyakit HIV.
Angka tersebut naik secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Jumlah temuan tersebut terhitung dari Januari hingga menginjak akhir tahun 2024.
Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi mengatakan, kenaikan jumlah kasus HIV tersebut tercatat lebih banyak ditemukan dari kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Namun, di balik angka kenaikan kasus HIV tersebut Dinkes Jabar terus berupaya melakukan penyelamatan hingga pencegahan melalui strategi ketahanan keluarga yang berharap pada tahun 2025 bisa berkurang.
Vini mengungkapkan temuan kasus HIV di Jawa Barat sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari mulai 2017 didominasi oleh pengguna narkoba hingga tahun 2024 ini lebih banyak oleh kaum yang terpapar LGBT.
"HIV itu berbeda dari tahun ke tahun misalnya tahun berapa HIV itu kan terjadi 5-10 tahun yang akan datang, setelah terkena jadi untuk tahun 2017 masih akibat dari narkoba setelah suntik Bersama, terus naik 2020-an, 2019 begitu naik jadi seks bebas. Nah sekarang itu LGBT," ungkapnya.
Adapun LGBT sebagai penular terbanyak di tahun 2024 ini kata Vini, hal itu hasil penghitungan Dinkes Jabar terkait temuan-temuan kasus yang di sejumlah wilayah di Jawa Barat.
"Iya bertambah terus kan dikumulatifkan. Nah lalu kita cari kan siapa penular terbanyak sekarang gitu. Ternyata banyak dari kaum LGBT," paparnya.
Di balik naiknnya kasus tersebut, Vini mengungkapkan masyarakat tidak boleh malu saat merasakan ciri-ciri diagnosa infeksi HIV.
Sebab kata dia hal itu bertujuan untuk mencegah adanya kematian jika tidak segera dilakukan pengobatan.
"Karena penularan HIV itu sulit sebetulnya kalau tidak melakukan hubungan seksual, tidak memakai jarum suntik bersama, itu tidak mudah terkena HIV. Cuma memang sekarang itu masyarakat masih malu kalau menderita sakit HIV, justru itulah awal jadinya adanya kematian," pungkasnya. (iah/muu)
Load more