Jakarta, tvOnenews.com - Kabar duka datang dari Korea Selatan, pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan saat akan mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan.
Kecelakaan ini memunculkan duka mendalam bagi keluarga para korban.
Beredar juga isi percakapan terakhir dari salah satu korban dengan ibundanya.
Melansir dari akun Instagram @pembasi.kehaluan.reall, terlihat isi chat seorang anak yang coba menghubungi ibunya.
"Mama, katanya ada burung yang strike di mesin pesawat. Sepertinya tidak bisa landing," tulis isi chat tersebut.
Sebelumnya rupanya sang anak sempat menelpom ibunya. Namun saat itu sang ibu tidak mengangkat telpon terakhir sang anak.
"Tiba-tiba mereka menyuruhku menelepon. Karena mama tidak angkat aku kirim chat mama. Aku mencintaimu," lanjutnya.
Diketahui, kecelakaan bermula ketika pesawat Jeju Air gagal melakukan pendaratan ketika sampai di Bandara Internasional Muan, sekitar pukul 9.07 pagi Waktu setempat.
Berdasarkan video yang beredar, Nampak pesawat Jeju Air mencoba mendarat namun roda pendaratan belum terbuka.
Akibatnya, pesawat Jeju Air kemudian keluar dari landasan dan justru menabrak dinding pagar bandara tersebut.
Kebakaran pun tak terhindarkan. Tak butuh waktu lama, sebagian besar pesawat langsung hangus terbakar.
Berdasarkan informasi sementara jumlah korban meninggal sebanyak 120 orang dari total 181 orang yang menaiki pesawat tersebut.
Sampai saat ini, investigasi masih dilakukan terkait mengapa pesawat itu gagal mendarat dan tidak mengeluarkan roda pendaratan.
Beberapa saksi mata mengungkapkan, mereka sempat mendengar suara ledakan sebelum kecelakaan itu terjadi.
"Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu, ketika saya mendengar ledakan keras," kata Yoo (41), kepada Yonhap.
Sementara itu, saksi lain bernama Cho saat itu sedang berjalan sekitar 4,5 kilometer dari lokasi kejadian.
Ia juga sempat melihat detik-detik pesawat Jeju Air sedang melakukan upaya pendaratan di bandara.
"Saya melihat pesawat sedang menurun dan berpikir pesawat itu akan mendarat, ketika saya melihat kilatan cahaya," kata Cho.
Tak lama, ia kemudian mendengar suara ledakan keras yang diikuti asap mengepul di Udara, disusul ledakan bertubi-tubi.
Kesaksian lain diungkapkan oleh seorang saksi bernama Kim (70). Ia mengaku sempat mendengar suara gesekan logam.
Suara gesekan logam itu didengarnya sebanyak dua kali, beberapa menit sebelum kecelakaan pesawat terjadi.
Sebelumnya, Presiden Sementara Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan masa berkabung nasional selama 7 hari terhitung mulai Minggu (29/12/2024) atas kecelakaan pesawat tersebut.
Pengumuman tersebut disampaikan saat pertemuan darurat yang diadakan beberapa jam setelah pesawat yang membawa 181 orang itu mendarat darurat dan meledak di bandara di Muan.
"Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang terdalam kepada keluarga yang ditinggalkan oleh mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tidak terduga ini," kata Choi, Minggu (29/12/2024).
Choi turut menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus.
"Kami akan memberikan semua bantuan yang diperlukan untuk upaya pemulihan, dukungan untuk keluarga yang berduka dan perawatan medis bagi yang terluka," ujar dia.
Choi menginstruksikan lembaga terkait untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia termasuk peralatan, personel dan infrastruktur.
Load more