Jakarta, tvOnenews.com - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi mengkritisi predikat yang disematkan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) OCCRP terhadap Jokowi.
Pasalnya, Haidar menilai predikat tersebut hanyalah usulan yang tidak berdasar dari para pemegang hak suara dalam polling atau jajak pendapat.
"OCCRP harus meralat rilisnya dan meminta maaf kepada Jokowi. Jika tidak, OCCRP yang berisi para jurnalis investigasi sama saja dengan mencoreng kredibilitasnya sendiri," kata Haidar di Jakarta, Kamis (2/1/2024).
Kritis tersebut disampaikan Haidar ketika OCCRP tak menyematkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam daftar itu.
Sebab telah diketahui oleh banyak pihak jika Benyamin Netanyahu kerap mengalami berbagai tindakan kejahatan kemanusiaan seperti konflik di Palestina.
Tak hanya itu, Benyamin juga menghadapi sejumlah dakwaan pidana, termasuk kasus penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi dalam pengadilan domestik Israel.
"Netanyahu yang sudah diperintahkan untuk ditangkap oleh Pengadilan Kriminal Internasional justru luput dari riset OCCRP. Sedangkan Jokowi yang tanpa vonis kejahatan malah masuk. Ini semakin menunjukkan kelemahan OCCRP dalam melakukan risetnya," katanya.
Load more