“Kita memangkas biaya pembangunan dari hampir Rp14 triliun menjadi Rp1 triliun dengan revitalisasi. Tetapi tetap, penumpang bisa naik dari 56 juta menjadi 90 juta. Ini merupakan solusi ekosistem yang efisien,” jelas Erick.
Selain itu, ia mendorong pengurangan waktu tempuh kereta bandara untuk meningkatkan kenyamanan pengguna.
“Kereta bandara, misalnya, dari 50 menit bisa menjadi 35 menit. Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan efisiensi,” tambahnya.
Erick juga menegaskan bahwa peningkatan daya saing industri penerbangan dan pariwisata menjadi prioritas. Ia meminta Direktur Utama Angkasa Pura, Faik Fahmi, untuk berkolaborasi dengan kementerian teknis guna menciptakan layanan bandara yang unggul di kawasan Asia Tenggara.
“Kita harus meningkatkan persaingan industri penerbangan, pariwisata, dan airport services dengan tetangga-tetangga kita. Ini sejalan dengan arahan Presiden bahwa kita harus siap berkompetisi, tetapi pemborosan efisiensi harus terus ditekan,” pungkas Erick.
Dengan langkah ini, Erick optimistis bandara-bandara Indonesia akan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pariwisata yang lebih modern dan kompetitif di masa depan. (agr/dpi)
Load more