"Konsekuensi adalah orang-orang tidak lagi berniat datang memilih. Mana yang bagus, partisipasi tinggi tapi dibayar, dimobilisasi, atau partisipasi rendah tapi pemilihnya adalah pemilih rasional," jelas Ferry.
Dia berharap, peran-peran inovatif yang dilakukan Bawaslu Sulut dalam melakukan pencegahan harus diapresiasi karena pada akhirnya berbuah pada kualitas pemilih itu sendiri.
Angka partisipasi pemilih pada pilkada Sulut turun menjadi 76,62 persen bila dibandingkan dengan angka partisipasi pada pemilu Februari 2024 lalu yang mencapai 83 persen.(ant/ree)
Load more