“Inisiatif kita mampir ke Polsek tersedak. Berhenti 15 menitan ada Polsek terdekat, Polsek Cinangka. Kami datang baik-baik kasih tahu kronologinya dan bukti-bukti kepemilikan mobil kita. Kasih tahu juga mobil kita dipindahtangankan dan orang tersebut bawa senjata api. Ayah saya minta pendampingan, tapi (polisi) keberatan untuk mendampingi,” jelas dia.
Dia menyebut ayahnya sampai memohon-mohon hingga menawarkan uang agar polisi memprosesnya.
“Sudah mohon-mohon bapak saya. Maaf, bapak saya sudah bilang dari awal, ‘Bapak ikut saya nanti ada uang kerja bapak’. Sudah telepon Kapolsek tetep dihiraukan,” ucapnya.
Agam, kakak Risky, pun akhirnya meminta bantuan ARMI (Asosiasi Rental Mobil Indonesia) untuk menghadang mobil tersebut.
“Dibantu 3 mobil 15 orang. Ada yang jaga di Tol Cikupa, Cikande dan Balaraja. Akhirnya di rest area 45 kita masuk bareng-bareng. Mobil sudah di Indomart, enggak ada orang. Tim saya lihat orang yang bawa mobil lari di belakang Indomaret. Tapi sialnya kami enggak tahu senjata api bukan di Brio, tapi di Sigra,” kata Risky.
“Dari Sigra buka kaca, mengancam, menodongkan pistol ke arah kita. Jadi terdengar 4-5 kali tembakan bertubi-tubi enggak tahu ke arah mana. Semua kabur menyelamatkan diri. Saya yang ambil video minta tolong mobil saya ada maling. Saya kembali ke Indomaret lihat ayah saya bersimbah darah, tergeletak, sudah tidak tertolong lagi,” pungkasnya. (ars/raa)
Load more