"Kalau dipaparkan secara serius dan terbuka, Presiden Prabowo diyakini akan setuju. Mengelola bola kan tidak murah. Perlu kesungguhan. Kita buktikan dengan pengalokasian anggaran yang serius. Tentu penggunaannya harus diawasi secara ketat dan hati-hati," ucapnya.
Terlepas dari anggapan sebagian orang yang menilai anggaran tersebut terlalu tinggi, dia menilai Indonesia harus menginvestasikan anggaran yang seimbang bila ingin benar-benar menorehkan prestasi di tingkat internasional.
Terlebih di Indonesia, lanjut dia, prestasi timnas tidak bisa dihargai dengan uang, sebab masyarakat memiliki kebanggaan secara nasional bila timnas menorehkan prestasi tertinggi.
Dia menaksir ada ratusan juta pencinta bola yang akan bahagia bila timnas Indonesia menang, dan mereka yang bukan penggemar sepak bola sekali pun akan ikut bangga.
"Ada kepuasan dan kebahagiaan tak terkira kalau kita menang. Bukankah tugas fundamental negara adalah membuat rakyat bahagia? Kita mulai membahagiakannya lewat bola," tuturnya.
Sebaliknya, tambah dia, masyarakat Indonesia akan ikut merasakan sedih dan pilu tiap kali menyaksikan kekalahan timnas melawan negara lain.
"Tidak jarang, menimbulkan sikap apatisme. Bahkan sebelum main, sudah menduga bahwa kita akan kalah. Padahal, bukan melawan tim sepak bola Eropa. Melawan tim sepak bola ASEAN saja kita masih sering kalah," kata dia.
Load more