Jakarta, tvOnenews.com - Keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) sempat memicu pertanyaan dari berbagai pihak terkait komitmen politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Namun, pemerintah menegaskan bahwa langkah ini justru menjadi bukti nyata dari konsistensi dan keteguhan prinsip bebas aktif yang dianut Indonesia selama puluhan tahun.
“Keanggotaan Indonesia di BRICS adalah wujud dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif itu sendiri. Keputusan ini bukan hasil kerja semalam, melainkan buah dari kiprah, konsistensi, dan keteguhan diplomasi Indonesia,” ungkap Menteri Luar Negeri, Sugiono, dalam pernyataan pers, Jumat (10/1).
Sebagai anggota BRICS, Indonesia berkomitmen untuk menjadi jembatan bagi kepentingan negara-negara berkembang, khususnya kawasan Indo-Pasifik, serta mencegah eskalasi persaingan geoekonomi dan geopolitik.
“Indonesia akan memastikan untuk menjembatani kepentingan negara-negara berkembang dan kawasan Indo-Pasifik, serta terus aktif mencegah meruncingnya persaingan geoekonomi dan geopolitik,” tegas Sugiono.
Keanggotaan ini, lanjutnya, sejalan dengan peran Indonesia yang juga aktif di berbagai kelompok multilateral lainnya seperti G20, APEC, IPEF, MIKTA, dan CPTPP. Saat ini, Indonesia bahkan sedang dalam proses aksesi sebagai anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Sugiono menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS bukanlah kebijakan yang terisolir, melainkan bagian dari strategi diplomasi yang konsisten.
“Keanggotaan Indonesia dalam BRICS merupakan wujud nyata dari pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif,” katanya.
Langkah ini, menurut Sugiono, menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang tidak hanya menjadi pemain aktif di berbagai forum multilateral, tetapi juga terus memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
Bergabungnya Indonesia dalam BRICS dipandang sebagai langkah strategis untuk memperluas pengaruh dan kerja sama global, sekaligus menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik yang menjadi prioritas utama diplomasi Indonesia. (agr/raa)
Load more