Korban pun tersadar usai proyek pembangunan resto yang dijanjikan terlapor itu mangkrak.
"CV HKN yang menjadi kontraktor pembangunan Resto Bebek Tepi Sawah, pemiliknya ternyata adalah orang yang sama, yakni AMH sendiri, jadi itulah kenapa klien kami menduga ada terjadinya persekongkolan antara si TN, AMH dan juga si HW," ungkapnya.
Farlin menuturkan persoalan semakin pelik usai kliennya justru digugat secara wanprestasi di Pengadilan Negeri Tanjung Karang oleh CV HKN.
Gugatan wanprestasi ditengarai alasan PT MSK tidak membayar dari sisa proyek yang sudah dikerjakan oleh CV HKN.
Alhasil, tanah ribuan meter persegi milik Tedy Agustiansjah menjadi sita jaminan dalam gugatan itu.
"Ini adalah modus penipuan yang luar biasa dan terorganisir, karena itu kami meminta aparat penegak hukum agar jeli dan tidak gegabah memutuskan perkara wanprestasi yang gugatannya kini berjalan di PN Tanjung Karang, Lampung," kata Farlin.
"Pada sidang gugatan wanprestasi kami menemukan fakta ketika agenda pembuktian, jadi pembuktiannya kami lihat di akte pendirian CV HKN pemiliknya 50 persen adalah AMH yang merupakan menantu dari TN dan HW sebagai pemilik 50 persen sekaligus Direktur CV HKN. Makanya kasus ini kami laporkan ke Polda Metro Jaya," pungkasnya. (raa)
Load more