"Apalagi beliau (Syekh Fadhil) sudah memberi komitmen untuk mengajarkan Tafsir Al-Jailani secara rutin di Masjid Al-Akbar. Itu manuskrip tafsir 30 juz yang ditemukan beliau di Perpustakaan Vatikan yang tersimpan ratusan tahun, lalu diteliti dan diajarkan," katanya.
Sementara itu Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz menyatakan NU mendukung Program MBG, karena program itu akan membangun kebersamaan.
"Bangsa ini perlu kebersamaan dalam membangun, bahkan MBG juga akan membuat siswa-siswi bersemangat dalam mencari ilmu, karena merasa ada yang perhatian, jadi sangat bagus dan kami mendukung," katanya.
Kiai Kikin, sapaannya, yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim, itu pun menyambut baik pelibatan pesantren dalam Program MBG, karena kebersamaan dengan semua lapisan masyarakat itu penting bagi bangsa ini.
"Kalau pemerintah berencana meliburkan sekolah saat Puasa Ramadhan, maka pemerintah perlu memanfaatkan bagi pembinaan karakter generasi muda, karena itu pesantren juga bisa dilibatkan untuk pembinaan karakter melalui pembelajaran agama selama Ramadhan," katanya.
Dalam Kajian Tafsir Al-Jailani di MAS, Syekh Prof Dr Muhammad Fadhil Al-Jailani mengupas tentang kekerasan hati akibat kesombongan. "Bahkan, hati orang Israel itu lebih keras dari batu, karena hati yang sombong itu tidak bisa lentur sama sekali," katanya. (ant/ebs)
Load more