"Jadi sekitar tahun 2024 ada enam puluhan kasus anak yang menjadi korban filisida. Dan, ini sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh, karena kami melihat masih banyak yang tidak melaporkan," jelas Diyah.
"Sebab pelakunya adalah orang tua dan korban adalah anak banyak yang akhirnya tidak dilaporkan," imbuhnya.
Diyah menyebut, berdasarkan kajian yang telah dilakukan pihaknya, faktor utama filisida adalah ekonomi.
"Filisida ini adalah sebuah fenomena yang juga kami kaji bahwa faktor utamanya, salah satunya adalah ekonomi. Faktor yang kedua adalah sosial, dan faktor yang ketiga adalah ketidaktahuan orang tua dalam pengasuhan," papar Diyah.
Termasuk dalam kasus kematian bocah RMR ini, menurut Diyah, adalah anak yang berada pada kondisi ketiga faktor filisida tersebut.
Diyah mengatakan, filisida termasuk dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sejauh ini, Diyah mengatakan, korban filisida atau kekerasan yang berakibat pada pembunuhan yang dilakukan oleh orang tua paling banyak adalah anak usia balita.
"Jadi paling banyak anak usia balita. Kenapa? Karena anak balita ini dirasa tidak bisa melakukan pelawanan. Kemudian juga sebagai pelampiasan," pungkasnya.(rpi/muu)
Load more