Alhasil, masyarakat berlomba-lomba untuk mengenyam pendidikan hingga jenjang tertinggi dengan harapan akan mendapatkan pekerjaan untuk membiayai kehidupan di kota.
Namun, hal tersebut justru berdampak terhadap rendahnya keinginan menikah di kalangan penduduk usia produktif hingga populasi penduduk di negara tersebut menurun.
"Nah akibatnya apa yang terjadi? Penduduk mereka usia muda makin lama makin berkurang. Itu disebut dengan populasi yang makin menciut," ujarnya.
Tito berharap Indonesia tidak mengalami kondisi seperti di dua negara tersebut dan mengajak seluruh pihak terkait menghidupkan desa.
Menurutnya Indonesia belum terlambat untuk mencegah laju urbanisasi yang tak terkendali mengingat persentase jumlah masyarakat yang tinggal di kota dan desa terbilang merata yakni 56 persen di kota dan 44 persen di desa.
Karena itu, lanjut Tito, pemerintah terus berupaya membangun desa agar lebih hidup dan mandiri.
“Sehingga anak mudanya jauh lebih banyak daripada yang orang tuanya. Itu yang kita sebut dengan bonus demografi,” pungkasnya. (raa)
Load more