Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah China menjawab pernyataan calon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio yang menyebut Tiongkok sebagai musuh paling kuat dan berbahaya bagi AS.
"AS perlu membangun persepsi yang benar terhadap China dan menghentikan serangan dan fitnah yang tidak sah terhadap China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, mengutip Antara pada Jumat (17/1/2025).
Senator Marco Rubio yang dipilih Donald Trump untuk menjadi Menteri Luar Negeri AS menyebut bahwa China adalah musuh yang paling kuat dan berbahaya yang pernah dihadapi negara ini dalam sesi uji kelayakan dan kepatutan di Senat AS, Rabu (15/1).
Rubio mengatakan bahwa China memiliki unsur-unsur yang tidak pernah dimiliki Uni Soviet.
"China juga adalah musuh dan pesaing teknologi, pesaing industri, pesaing ekonomi, pesaing geopolitik, pesaing ilmiah sekarang di setiap bidang. Ini adalah tantangan yang luar biasa," ungkap Rubio.
Guo Jiakun mengungkapkan, "Pembangunan China dicirikan oleh logika sejarah yang berbeda dan kekuatan pendorong dominan yang kuat. Tidak ada yang perlu disembunyikan tentang tujuan kami, yaitu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada dunia."
China, ungkap Guo Jiakun, memandang China dan AS sesuai dengan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan yang diajukan oleh Presiden Xi Jinping, dan dengan tegas menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China sendiri.
Di Senat, Rubio termasuk yang paling vokal tentang China dengan mengatakan, "Negara itu adalah ancaman yang akan menentukan abad ini."
Di samping itu, Rubio juga mengambil posisi keras terhadap Iran, Venezuela, dan Kuba.
Selain memperingatkan tentang risiko keamanan nasional, Rubio juga berupaya meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pelanggaran hak asasi manusia.
Pada tahun 2020, Beijing menanggapi kritik Rubio dengan melarangnya memasuki negara tersebut.
Rubio mengatakan bahwa sebagian besar pertumbuhan China telah mengorbankan AS.
"Dalam waktu kurang dari 10 tahun, hampir semua hal yang penting bagi kita dalam hidup akan bergantung pada apakah China akan mengizinkan kita memilikinya atau tidak, mulai dari obat tekanan darah yang kita konsumsi hingga film apa yang bisa kita tonton," ujarnya.
Ia juga berjanji untuk meningkatkan pertahanan Taiwan, pulau demokrasi berpemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing, untuk mencegah intervensi militer yang dahsyat.
"Taiwan adalah bagian dari China dan masalah Taiwan murni urusan internal China yang tidak menoleransi campur tangan asing," jelas Guo Jiakun.
Tantangan terbesar bagi perdamaian lintas Selat Taiwan adalah aktivitas separatis kemerdekaan Taiwan dan campur tangan serta gangguan asing.
"AS perlu mematuhi prinsip satu China dan tiga komunike bersama China-AS, bertindak sesuai komitmennya untuk tidak mendukung 'kemerdekaan Taiwan', berhenti mendukung kekuatan separatis 'kemerdekaan Taiwan', dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri China terkait masalah Taiwan," tegas Guo Jiakun.
Namun, Rubio mengatakan bahwa kepentingan kedua negara untuk dapat berkomunikasi guna menghindari konflik bersenjata.
"Tidak pernah dalam sejarah umat manusia ada dua kekuatan seperti Amerika Serikat dan China yang pernah berhadapan dalam konflik global, dan hasilnya akan menjadi bencana besar, dan kita harus menghindarinya, begitu pula mereka," bebernya.
Besar kemungkinan Rubio, yang ayahnya adalah imigran Kuba di AS, berhasil melalui proses di Senat karena dia menerima sambutan hangat dari anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, tempat dia menjadi anggotanya.
Rubio diketahui pada tanggal 10 Agustus 2020 mendapat sanksi dari pemerintah China bersama dengan politisi Partai Republik, yaitu Ted Cruz dan sembilan orang lain.
Rubio dan Cruz diketahui adalah pendukung vokal pada gerakan demokrasi Hong Kong pada tahun 2019.
Atas sanksi tersebut, Guo Jiakun tidak menjawab dengan jelas apakah China akan mencabut sanksi kepada Rubio setelah dia resmi dilantik sebagai Menlu AS atau tidak.
Penunjukan Rubio sebagai Menteri Luar Negeri mengisyaratkan kebijakan Trump terhadap Beijing bisa lebih dari sekadar tarif dan perdagangan, atau bahkan sikap yang lebih keras karena Rubio menilai China adalah saingan strategis utama Amerika Serikat.(ant/ree)
Load more