Jakarta, tvOnenews.com - Munculnya nama Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu finalis tokoh korup dunia menurut Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) masih menjadi sorotan publik.
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi meminta Presiden RI, Prabowo Subianto untuk melayangkan nota protes secara resmi ke pemerintah Belanda terkait riset yang dilakukan OCCRP.
Pasalnya, Haidar menilai riset tersebut merupakan bentuk pelecehan terhadap Jokowi yang dipilih secara demokrasi oleh rakyat dalam Pemilu sebelumnya.
"Dengan segala hormat saya memohon kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memerintahkan Kementerian Luar Negeri melayangkan nota protes secara resmi kepada pemerintah Belanda terkait riset OCCRP. Hal itu demi menjaga harga diri dan kehormatan bangsa di mata dunia agar tidak mudah dilecehkan oleh siapa pun. Jika sekarang Jokowi, bukan tidak mungkin di masa depan OCCRP atau lembaga lainnya menyasar Presiden Prabowo Subianto," kata Haidar kepada awak media, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Haidar menuturkan riset tersebut berhasil mengguncang Indonesia dengan kegaduhan yang ditimbulkannya, OCCRP kemudian mengakui tidak memiliki bukti Jokowi terlibat dalam korupsi.
Mereka berdalih kelompok-kelompok masyarakat sipil dan para ahli menilai pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan lembaga antikorupsi, lembaga pemilihan umum dan lembaga peradilan.
"Jadi, yang dijadikan dalih oleh OCCRP itu tidak lebih dari sekadar persepsi para ahli dan kelompok masyarakat sipil yang tidak taat konstitusi. Oleh karena tidak ada bukti, hanya berlandaskan persepsi melawan konstitusi, maka predikat negatif yang disematkan oleh OCCRP kepada Jokowi semata-mata usulan tanpa dasar," kata Haidar.
Load more