Menurut Narendra, setiap generasi pastinya memiliki ruang dan caranya masing-masing untuk tetap menjaga nilai-nilai demokrasi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
"Mungkin dulu aktivis mahasiswa berjuang dengan cara menggorganisir, demonstrasi, dan lain sebagainya. Nah, mahasiswa dan Gen-Z hari ini mungkin memiliki caranya tersendiri untuk menyuarakan aspirasinya ditengah berkembangnya dunia digital hari ini. Mungkin bisa melalui media sosial, seperti membuat petisi, dan lain sebagainya. Intinya adalah generasi muda tidak boleh apolitis, generasi muda harus selalu bergerak dan berjuang menyuarakan aspirasi rakyat dengan caranya masing-masing," kata Narendra Kiemas.
Dia meyakini, bahwa gerakan perubahan politik tidak harus dilakukan dengan cara demonstrasi semata. Tapi, lanjut Narendra, generasi muda hari ini memiliki banyak ruang kreativitas yang bisa mempengaruhi kebijakan publik.
"Banyak cara untuk melakukan perubahan. Bisa melalui diskusi-diskusi, kemudian menyuarakan kegelisahan rakyat di media sosial, seperti membuat petisi online, dan lain sebagainya. Intinya jangan pernah merasa lelah untuk menjaga nilai-nilai demokrasi di Indonesia," ujarnya.
Untuk diketahui, sejumlah tokoh pemuda dan aktivis turut hadir dalam kegiatan Indonesian Youth Summit 2025 tersebut.
Diantaranya, Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP BMI Pricilla J. Justian, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, yang juga Direktorat Bidang Riset dan Inovasi DPP BMI Meryl Saragih, Bagas Wisnu (Jubir Semarak UPNVJ), serta Mohamad Fazrial Ihfron (Ketua Himapol Indonesia Korwil 3 2023-2024). (rpi/raa)
Load more