Pemerintah, kata dia, telah mengidentifikasi sejumlah permasalahan dan menyusun langkah strategis untuk mempercepat penanggulangan penyakit ini.
Salah satu strateginya, yakni optimalisasi skrining aktif menggunakan X-ray yang terintegrasi dengan pemeriksaan genetis. Selain itu, integrasi data informasi TBC menjadi fokus utama mengurangi kasus yang tak terlaporkan.
"Terintegrasi dalam pemeriksaan kesehatan gratis ada skrining dan penemuan aktif menggunakan X-ray. Sehingga, diharapkan kita lebih luas untuk menyaring pasien," jelasnya.
Kendati demikian, menurut dia, penanganan TBC tidak bisa mengandalkan sektor kesehatan maupun pemerintah saja. Perlu kerja sama dari seluruh pihak, utamanya kerja sama pentahelix.
"Jadi, kolaborasi lintas sektor mulai dari pusat hingga daerah, pelibatan akademisi, swasta, masyarakat, hingga media perlu dalam upaya ini," sambung Ina.
Ia yakin melalui deteksi kasus TBC serta pengobatan yang berkelanjutan, angka kasus atau prevalensi TBC bisa ditekan.
"Kita masih mengutamakan promotif dan preventif. Orang dengan risiko tinggi untuk kena TB, yakni kontak erat, kontak serumah, dan beberapa penyakit tertentu orang dengan HIV, diabetes melitus, atau kurang gizi, adalah orang-orang yang beresiko terkena TB," bebernya.
Load more