"Jadi, alhamdulillah hari ini sangat lancar kita keliling mulai dari SD hingga SMP. Dan teman-teman anak-anaknya sangat antusiasme untuk mendapatkan makanannya," ucap Wamendag.
Dia menambahkan setiap hari, menu makanan yang disajikan berbeda, namun tetap memperhatikan komponen gizi yang seimbang, sesuai dengan angka kecukupan gizi yang telah ditentukan.
Pemerintah berharap dapat memastikan bahwa setiap anak mendapatkan makanan bergizi yang mendukung pertumbuhan mereka, baik secara fisik maupun kognitif.
"Ternyata menunya setiap hari berbeda tapi tentunya dengan mempertimbangkan juga bagaimana komponen gizinya. Jadi semua itu angka kecukupan gizi dan semua itu sudah diatur dalam setiap takaran," tegas Wamendag.
Di samping itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menargetkan prevalensi stunting sebesar 14,2 persen di akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
"Di dalam RPJMN itu kita tuliskan per tahun ya, dan untuk dasarnya di tahun 2025 ini 18,8 persen, tetapi nanti di akhir RPJMN itu menjadi 14,2 persen. Dalam rentang lima tahun, nanti kita akan bagi kira-kira dalam satu tahun itu bisa (turun) 1,5 hingga 2 persen, sehingga nanti dari 18,8 persen, turun menjadi 14,2 persen," kata Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2025).
Salah satu strategi yang tepat dalam menurunkan prevalensi stunting tersebut yakni melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Load more