"Filipina pada dasarnya menciptakan ketegangan dan pertentangan di kawasan tersebut dan memicu konfrontasi geopolitik serta perlombaan senjata. Ini adalah langkah yang sangat berbahaya dan pilihan yang sangat tidak bertanggung jawab bagi rakyatnya sendiri dan rakyat negara-negara Asia Tenggara lainnya," jelasnya.
Ia pun menyerukan sekali lagi kepada Filipina untuk mengindahkan seruan dari negara-negara di kawasan.
"Memperbaiki kesalahan sesegera mungkin, segera menarik sistem rudal Typhon sebagaimana yang dijanjikan secara publik dan berhenti melangkah lebih jauh ke jalan yang salah," tegas Mao Ning.
Dalam pembicaraannya dengan Menlu Enrique, Marco Rubio menggarisbawahi komitmen kuat AS terhadap Filipina berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama.
"Kedua Menteri juga bertukar pandangan tentang berbagai cara untuk memajukan kerja sama keamanan, memperluas hubungan ekonomi untuk kemakmuran bersama, dan memperdalam berbagai peluang untuk kerja sama regional lebih lanjut," bebernya.
Sebelumnya pada April 2024, AS telah menyebutjui untuk memberikan alokasi militer sebesar 2 miliar dolar AS kepada FIlipina untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan memperkuat kemampuan penjaga pantai.
Kemudian sekitar 125 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun) akan dialokasikan untuk pembangunan dan perbaikan sebagian markas-markas militer Filipina yang akan dipakai pasukan AS, sesuai Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan pada 2014 lalu.
Load more