Blitar, tvOnenews.com - Polres Blitar dampingi keluarga Uswatun Khasanah (29), korban mutilasi, warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Tak hanya itu Polres Blitar juga memberikan trauma healing untuk pemulihan mental dan emosional keluarga korban.
Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan pihaknya memberi layanan trauma healing kepada keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab sosial Polri.
"Kami hadir untuk memberikan dukungan moral dan psikologis kepada keluarga korban. Kami memahami betapa beratnya beban yang mereka tanggung dan kami ingin memastikan mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi cobaan ini," katanya di Blitar, Senin (27/1/2025).
Arif berharap bisa membantu mereka sekaligus mendukung pemulihan mental dan emosional bagi keluarga korban.
Kapolres Blitar juga menyerahkan bantuan kepada keluarga korban, termasuk bertemu langsung dengan dua anak korban.
Kapolres mengatakan pihaknya juga membuka ruang konsultasi bagi masyarakat yang membutuhkan pendampingan psikologis.
"Kami berharap keluarga korban dapat perlahan-lahan bangkit dan menjalani kehidupan dengan lebih baik," kata Kapolres.
AKBP Arif mengatakan bahwa kasus mutilasi ini menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga keamanan lingkungan dan meningkatkan kewaspadaan.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera lapor jika menemukan hal-hal mencurigakan demi mencegah terjadinya tindakan kriminal serupa pada masa depan.
Kasus itu berawal dari temuan mayat wanita dalam koper tanpa kepala pada hari Kamis (23/1) di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.
Jasad wanita tersebut tidak utuh saat ditemukan. Tubuhnya ditaruh di dalam koper tertutup berwarna merah dan terbungkus seperti paket.
Warga yang penasaran dengan koper tersebut lalu membukanya dan terlihat ada tubuh manusia setengah telanjang yang mulai membusuk.
Saat ditemukan, jasad tersebut dalam keadaan tidak lengkap. Tubuh korban ditaruh di koper tanpa kepala. Kemudian kaki kiri mulai pangkal paha tidak ada dan kaki kanan mulai lutut tidak ada.
Polisi juga juga melakukan autopsi terhadap tubuh korban. Hasil autopsi menyebutkan bahwa penyebab kematian korban diduga karena kekurangan napas akibat terhambat jalan pernapasan, kemungkinan akibat cekikan.
Selain kekurangan napas, korban diduga juga mengalami kekerasan sebelum meninggal dunia.
Polisi juga berhasil menangkap pelaku mutilasi pada hari Sabtu (25/1) sekitar pukul 24.00 WIB. Pelaku berinisial RTH alias A (32) warga Tulungagung.
Kepada polisi, RTH mengaku sakit hati kepada korban sehingga nekat melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap UK.
Polisi juga berhasil menemukan anggota tubuh korban lainnya yang sempat hilang, yakni bagian kepala di tepi jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Trenggalek sekitar pukul 08.00 WIB.
Untuk potongan tubuh lainnya berupa kaki, ditemukan di Desa Sampung, Ponorogo dibungkus plastik.
Petugas lantas mendatangi sebuah hotel di Kediri yang diduga menjadi lokasi korban menginap sebelum ditemukan meninggal dunia dan dimutilasi.(ant)
Load more