Jakarta, tvOnenews.com — Nasib pesisir utara Kabupaten Tangerang kian kritis akibat ancaman abrasi dan banjir rob. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2015, Indonesia telah kehilangan sedikitnya 400 kilometer garis pantai akibat abrasi, dengan pesisir Tangerang mencatat kehilangan 579 hektare lahan sepanjang 1995-2015.
Jurnal Departemen Geografi Universitas Indonesia memperkuat fakta ini. Dalam penelitian berjudul 'Monitoring perubahan garis pantai untuk evaluasi rencana tata ruang dan penanggulangan bencana di Kabupaten Tangerang', semua desa di pesisir Tangerang mengalami abrasi atau akresi selama satu dekade terakhir.
Desa Ketapang mencatat luas abrasi tertinggi sebesar 27,65 hektare, sedangkan Desa Tanjung Burung mengalami laju abrasi terbesar, yakni -23,12 meter per tahun.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menegaskan bahwa laju abrasi di beberapa wilayah pesisir sangat signifikan.
“Bisa sampai 200 hingga 500 meter dalam 10 tahun terakhir, terutama di daerah-daerah yang mangrove-nya sudah tidak terjaga,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/1/2025).
Citra satelit Pantai Anom, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, periode 2009-2025, mengungkapkan dampak abrasi yang mencengangkan.
Pada 2009, kawasan ini masih berupa hamparan daratan dan sawah. Namun, sejak 2014, abrasi mulai mengikis daratan secara signifikan.
Load more