Mojokerto, Jawa Timur - Seorang ibu muda yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, meninggal dunia setelah ditolak dirawat oleh lima rumah sakit. Dalam kondisi sesak napas akibat saturasi yang rendah, Wahyu Syafiatin alias Titin, dibawa oleh pihak keluarga berkeliling mencari rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan medis tetapi tak ada yang menerimanya.
Awalnya, ibu dua anak, warga Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini mengeluh demam, batuk, dan sesak napas. Ia pun langsung dibawa oleh sang suami dengan menggunakan kendaraan pribadi ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebuah rumah sakit, tetapi ditolak karena penuh dan stok oksigen menipis.
Keesokan harinya, Titin dibawa dengan menggunakan ambulans milik sebuah organisasi masyarakat (ormas) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Soekandar, yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Mojokerto. Lagi-lagi, Titin ditolak oleh pihak rumah sakit dengan alasan kekurangan tenaga kesehatan (nakes).
"Disitu pintu gerbang masuk IGD-nya digembok semua, kami klakson-klakson cuek semua. Akhirnya saya turun dari mobil masuk ke IGD, laporan bahwa adik saya saturasinya 30, butuh oksigen tekanan tinggi secepatnya. Kata perawatnya, ngga bisa, katanya ini masih observasi pasien lainnya. Padahal saya lihat di IGD hanya ada tiga atau empat pasien, yang di tenda BNPB itu kosong ngga ada pasien. Lalu saya balik lagi, katanya nakesnya kurang" ungkap Edwin, kakak Titin.
Setelah berkeliling ke sejumlah rumah sakit, Titin pun akhirnya bisa mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Islam Sakinah, Mojokerto. Namun, kondisi Ibu muda tersebut tidak kunjung membaik, hingga akhirnya Titin mengembuskan napas terakhirnya di ruang isolasi RS Isma Sakinah.
Pihak keluarga berharap, kesulitan mendapatkan rumah sakit seperti yang dialami oleh almarhumah Titin, tidak lagi terulang terhadap pasien Covid-19 lainnya, terutama mereka yang berada dalam kondisi kritis. (ika/mps/act)
Load more