Surabaya - Tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit yang ada di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, sudah turun dari sekitar 90 persen menjadi 83 persen, kata Wali Kota.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa, mengatakan bahwa penurunan tingkat keterisian tempat tidur pasien (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah sakit di wilayahnya antara lain terjadi karena pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan tambahan untuk menangani pasien COVID-19.
Menurut dia, pendirian Rumah Sakit Lapangan Tembak Kedung Cowek dan Rumah Sakit Darurat di kompleks Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) berkontribusi pada penurunan tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit di wilayah Surabaya.
Ia menjelaskan, rumah sakit di wilayah Kota Surabaya selain menangani warga kota juga menerima rujukan pasien dari kota dan kabupaten lain di Jawa Timur.
"Karena Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jatim, semua ketika (kasus) berat dirujuk ke Surabaya," kata
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya itu.
"Kasus COVID-19 di Surabaya kalau melihat dari BOR-nya agak susah karena yang dirawat itu orang Surabaya atau bukan. Jadi harus dilihat secara gamblang, jadi jangan dilihat dari BOR-nya, tapi yang sembuh berapa," ia menambahkan.
Wali Kota juga mengemukakan bahwa jumlah pemakaman yang dilakukan sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 juga menurun di wilayahnya selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
Menurut data Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, jumlah jenazah yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan menurun dari 105 jenazah pada 23 Juli 2021 menjadi berturut-turut 97 jenazah dan 98 jenazah pada 24 dan 25 Juli 2021. (ito/ant)
Load more