"Kabarnya MinyaKita itu minyak jelantah yang diproses lagi menjadi minyak goreng. Tapi benar apa tidak saya tidak tahu. Kalau pun benar, tidak baik untuk kesehatan. Pantas saja, minyaknya tidak bisa dipakai berkali-kali. Sekali goreng langsung buang," katanya dengan khawatir.
Tuyami sempat curiga beberapa saat lalu sebelum MinyaKita viral akibat kecurangan takaran.
"Saya sempat mau beli kemasan pouch, tapi saat saya pegang sepertinya isinya sedikit tidak lagi satu liter. Saat saya tanya ke pedagangnya, malah bilang tidak tahu. Dan saat saya cari tulisan ukuran literannya di kemasan, tidak ada, " curiganya.
Tuyami berharap pemerintah tegas dan memberi sanksi kepada produsen minyak kita yang nakal. Kepercayaan masyarakat terhadap minyak goreng murah jangan sampai tercederai.
Sementara itu, beberapa waktu lalu anggota DPRD Jember telah menyelidiki dan melakukan tes takaran MinyakKita yang dijual di pasar. Dan hasilnya, MinyaKita tidak sesuai takaran. (sss/ebs)
Load more