Jember, tvOnenews.com - Warga di Jember resah terhadap kecurangan MinyakKita yang beredar di pasaran. Pasalnya, sebagian besar warga bergantung pada minyak goreng murah tersebut.
Sejak harga minyak goreng beberapa tahun lalu melonjak, munculnya MinyaKita di pasaran bagaikan angin segar bagi konsumen minyak goreng.
Sempat harga minyak goreng premium mencapai Rp25 ribu perliternya. Sementara MinyaKita hanya Rp15 ribu perliternya. Warga pun berbondong-bondong berburu MinyaKita.
"Dulu minyak goreng perliternya mencapai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu perliternya. Bahkan langka di pasaran," kenang Tuyami, warga Kaliwates Jember pada Sabtu (16/3/2025).
Di tengah keputusasaan konsumen minyak goreng, pemerintah kemudian menggelontor minyak goreng MinyaKita.
"MinyaKita muncul di tengah harga minyak goreng mahal," sebutnya.
Namun kini justru minyak goreng MinyaKita yang membuat warga resah. Bahkan beredar kabar MinyaKita adalah minyak jelantah yang disuling kembali.
"Kabarnya MinyaKita itu minyak jelantah yang diproses lagi menjadi minyak goreng. Tapi benar apa tidak saya tidak tahu. Kalau pun benar, tidak baik untuk kesehatan. Pantas saja, minyaknya tidak bisa dipakai berkali-kali. Sekali goreng langsung buang," katanya dengan khawatir.
Tuyami sempat curiga beberapa saat lalu sebelum MinyaKita viral akibat kecurangan takaran.
"Saya sempat mau beli kemasan pouch, tapi saat saya pegang sepertinya isinya sedikit tidak lagi satu liter. Saat saya tanya ke pedagangnya, malah bilang tidak tahu. Dan saat saya cari tulisan ukuran literannya di kemasan, tidak ada, " curiganya.
Tuyami berharap pemerintah tegas dan memberi sanksi kepada produsen minyak kita yang nakal. Kepercayaan masyarakat terhadap minyak goreng murah jangan sampai tercederai.
Sementara itu, beberapa waktu lalu anggota DPRD Jember telah menyelidiki dan melakukan tes takaran MinyakKita yang dijual di pasar. Dan hasilnya, MinyaKita tidak sesuai takaran. (sss/ebs)
Load more